1.400 Ton Beras di Gudang Bulog Situbondo Bercampur Kutu

oleh -72 Dilihat
oleh
Sidak anggota Komisi VI DPR/MPR RI, Ir. Nasim Khan di Gudang Bulog Situbondo Jatim, Desa Klatakan Situbondo, ditemukan beras berkutu.

Disidak Nasim DPR RI,   Timbanga Rusak

SITUBONDO, PETISI.CO – Inspeksi mendadak (sidak) anggota Komisi VI  DPR/MPR RI, Ir. Nasim Khan di Gudang Bulog Situbondo Jatim, Desa Klatakan Situbondo, ditemukan beras berkutu dan timbangan digital serta manual kondisi rusak, Selasa (9/5/2017).

Sidak tersebut bertujuan untuk mengecek stok beras menjelang bulan Ramadan dan hari raya nanti.

“Untuk stok pangan di Situbondo sendiri aman, namun saya sedikit kecewa, karena dari beberapa gudang yang ada terlihat dipenuhi dengan kutu, ini yang sangat saya sayangkan, apalagi ini untuk konsumsi masyarakat,” ujar Nasim Khan.

Nasim Khan beserta rombongan diterima Kepala Gudang Bulok di Klatakan.

Dalam sidak tersebut, Nasim Khan terkejut, pasalnya 1.400 ton beras dalam gudang ditemukan banyak kutu yang mengotori beras,  hingga diluar karung pun kutu terlihat berkeliaran.

Melihat kondisi 1.400 ton beras yang penuh kutu, Nasim Khan  langsung menanyakan, kenapa beras di gudang Bulog dipenuhi kutu?

Kepala Bulog menjawab, jika obat untuk fumigasi yang dari Surabaya terlambat sekitar seminggu. Namun tetap saja anggota DPR RI tersebut kecewa, karena menurutnya, kejadian semacam itu tidak perlu terjadi. Apalagi ini untuk dikonsumsi masyarakat Situbondo secara luas.

Seharusnya, wilayah bisa mengusahakan fumigasi sendiri. “Kami harap pihak Bulog memperhatikan maintenance, kondisi gudang sudah cukup bagus, cuma penjagaan terhadap penyakit dan kutu, juga timbangan harus lebih diperhatikan, seharusnya dilakukan lebih awal, bukan malah terlambat. Temuan ini nanti menjadi bahan lanjutan saya bersama Bolug, terutama masalah fumigasi,” ujarnya.

Nasim Khan juga berdiskusi dengan Kepala gudang terkait keluhan masyarakat. Terkait Beras Sejahtera (RASTRA) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dimana ditemuan beras Rastra berkurang timbangannya menjadi 13 kg/sak yang seharusnya 15 kg/sak.

“Banyak faktor memang bisa terjadi jika ada penerima RASTRA berkurang dalam setiap saknya, bisa juga dari gudang Bulok atau ketika diperjalanan ada orang-orang tidak bertanggung jawab mencuri dengan cara ditusuk di setiap karung, nanti kami akan selidiki, saat ini timbangan digital dan manual ada masalah, sehingga tidak bisa dilakukan pengecekan digudang,” imbuhnya.

Terlihat oleh beberapa orang yang ikut rombongan, bahkan Nasim Khan dan beberapa awak media yang hadir, berlarian keluar gudang akibat kutu yang membuat badan gatal-gatal. Sementara timbangan digital rusak saat akan dilakukan uji berat, bahkan timbangan manual juga tidak berfungsi, hingga harus mengambil timbangan dari gudang lainnya. (heri iwantoro)