Anantaboga, Tempat Suci di Glenmore, Pernah Disinggahi Penyebar Hindu Rsi Markandeya

oleh -97 Dilihat
oleh
Sumber patirtan atau tempat air suci

BANYUWANGI, PETISI.CO – Banyuwangi merupakan salah satu kota yang mempunyai beragam aliran kepercayaan dan agama masing masing setiap penduduknya. Setidaknya ada beberapa agama yang berada di Banyuwangi, misalnya Islam, Hindu, Kristen, Katholik, Budha, Konghucu.

Berdiri di tengah hutan yang ditumbuhi pohon pinus, kawasan ini berada di lahan milik Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Glenmore, Perhutani Banyuwangi Barat, yang terletak di Dusun Gunung Sari, Desa. Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, ada sebuah tempat religi yang dinamakan Anantaboga.

Anantaboga merupakan tempat religi yang disucikan, tempat ini juga menjadi salah satu tempat yang pernah disinggahi oleh penyebar umat Hindu, yaitu Rsi Markandeya. Namun Anantaboga menyimpan tempat religi tersembunyi bagi berbagai umat, terlihat disana beberapa umat bisa melakukan ibadah sesuai kepercayaan yang dianutnya.

Tempat yang dianggap suci ini dibangun sekira pada tahun 2010 lalu, dan dibangun oleh Yayasan Pujalingga – Bali. Di lokasi Anantaboga terdapat sumber mata air yang dipercaya oleh warga, jika mata air tersebut suci dan banyak khasiatnya, ada juga bahwa sumber mata air itu dijadikan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Selanjutnya, sebelum jauh jauh hari sampel air pernah dibawa oleh salah satu dokter, bahwa kandungan mineral yang ada di sumber mata air di lokasi Anantaboga mempunyai mineral yang sangat tinggi.

Suasana mistis menyelimuti lokasi suci tersebut, sebab lokasi ini sering digunakan sebagai pusat spiritual umat dan sebagian orang juga memanfaatkan sebagai perjalanan religius. Di lokasi yang berukuran lebih kurang tiga hektar ini juga terdapat pohon besar sejenis beringin yang berusia ratusan tahun.

Konon peristiwa aneh di pohon itu pernah muncul ular yang sangat besar, warga mempercayai bahwa pohon tersebut mengandung mistis.

Selanjutnya, ada beberapa tata cara yang harus dilakukan oleh pengunjung. Diantaranya bagi wanita yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan memasuki lokasi Anantaboga tersebut. Hal ini sudah terjadi sebanyak kurang lebih 2 kali, bahwa ada yang melanggar aturan tersebut. “Akibatnya sumber mata air yang menjadi sumber utama di lokasi Anantaboga mengalami amblas tidak mengalirkan air sama sekali,” ucap Supar (57), selaku juru kunci.

Tidak hanya pura saja yang didirikan di Anantaboga ini, namun terlihat juga dibangun sebuah Mushola, patung Dewi Kwan In, dan Patung Bunda Maria dalam satu lokasi.

Menurut informasi yang diterima oleh juru kunci, untuk para pengunjung tidak hanya dari Banyuwangi, namun juga dari luar kota, seperti Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang,  bahkan ada yang dari luar negeri, seperti Kanada dan Thailand.

Beberapa umat datang ke Anantaboga ini bertujuan untuk ziarah, perjalanan spiritual, dan meditasi, selain itu sumber mata air di percaya untuk membuang sial.

Juru kunci situs Anantaboga mengatakan, bahwa semua umat yang ada di dunia bisa berdamai, tentram dan bersatu, lantaran dari sini utamanya negara Indonesia bisa berdamai tidak saling membeda mbedakan kepercayaan, agama, suku, ras, dan budaya, supaya tidak menimbulkan perpecahayan antar umat.(roh)