Batik Jawa Timur Merupakan Karya Seni Tinggi yang Harus Dibanggakan

oleh -71 Dilihat
oleh
Fatma Saifullah Yusuf Di Dampingi Ketua APBJ Melihat Hasil Karya Olahan Batik Di Acara Pembukaan Pasar Batik Jawa Timur 2017

Fatma Saifullah Yusuf  Buka Pasar Batik Jatim 2017

SURABAYA, PETISI.CO – Istri Wakil Gubernur Jatim, Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf, membuka Pasar Batik Jawa Timur  yang diadakan oleh Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) di Lantai I Grand City Mall Surabaya, Rabu (25/10/2017) sore.

Pasar Batik Jawa Timur dengan Tema “Batik Tulis Harga Ekonomis”, yang di digelar selama tiga hari mulai dari tanggal 25 – 27 Oktober 2017 dan diikuti seluruh Kab/Kota se Jatim ini, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional Tahun 2017, sekaligus untuk memperingati berdirinya APBJ yang ke -3 tepatnya pada tanggal 3 September 2014 lalu.

Fatma Saifullah Yusuf memberikan apresiasi yang luar biasa kepada APBJ. Yakni selain atas kepedulian dan emansipasi dalam memperjuangkan keutuhan dan perkembangan seni karya batik tradisional di wilayah Jawa Timur, sekaligus atas peran APBJ sebagai media dalam menuangkan kreasi, pemikiran dan bakat yang terpendam dari para pengrajin batik tradisional di Jawa Timur.

“Saya bangga sebagai warga Jawa Timur, karena APBJ yang didirikan dan diperjuangkan oleh para pengrajin batik, ternyata sangat antusias dalam mengembangkan, memajukan dan mempromosikan potensi daerah Jawa Timur,” kata Fatma Saifullah Yusuf.

Menurut Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Prov. Jawa Timur ini, APBJ mampu mengangkat batik tradisional khas Jawa Timur sebagai kearifan lokal yang patut diperhitungkan di kancah global, nasional maupun internasional.

Karena, APBJ  bisa mengembangkan dan memajukan serta mempromosikan potensi daerah Jawa Timur dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah serta sumberdaya manusia yang kreatif, melalui keunggulan daya saing tinggi, kompetetif dalam bidang kerajinan batik tradisdional.

Batik, tambahnya, adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi  yang merupakan bagian dari budaya Indonesia sejak dulu. Dan tradisi membatik pada awalnya merupakan tradisi turun temurun, sehingga kadang kala satu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu dan bahkan beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.

Selanjutnya Fatma Saifullah Yusuf mengatakan, pada dasarnya Batik dengan berbagai bentuk dan pola, mengandung budaya tinggi adalah karya seni yang harus dipertahankan, dilestarikan serta dikembangkan.

Karena batik Indonesia tidak hanya sekedar produk komoditi dan sekedar busana yang bernilai ekonomi. Tetapi batik juga mengandung Filosofi, makna simbolik sebagai Identitas masyarakat yang merupakan Karya adiluhung yang sarat dengan nilai budaya, seni dan Peradaban manusia.

“Saya  bangga dan berbesar hati sebagai bangsa Indonesia, karena Unesco telah menetapkan Batik sebagai warisan kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak tanggal 2 Oktober 2009,” jelas Fatma.

Total Kinerja Perdagangan Jatim Surplus Rp.111,56 trilyun

Masih ditempat yang sama, Fatma Saifullah Yusuf mengatakan, kinerja perdagangan Jawa Timur saat ini surplus Rp. 111,56 trilyun. Dan terbukti bahwa UKM telah menjadi penopang utama PDRB Jawa Timur serta mampu menyerap tenaga kerja serta sumber nafkah bagi masyarakat. Salah satu jenis UKMnya adalah produksi batik.

Terkait dengan MEA, Fatma Saifullah Yusuf  mengingatkan bahwa MEA merupakan tantangan yang harus bisa diubah menjadi peluang. Karena MEA akan menjadi single marketnya ASEAN bagi Negara selain ASEAN.

Untuk itu, pengusaha batik diharapkan dapat memanfaatkan MEA sebagai kesempatan besar untuk memperluas pasar bagi produksinya.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana kita dapat menjaga kualitas, kuantitas serta harga produk agar bisa bersaing dengan Negara ASEAN lain,” imbuhnya.

Untuk meningkatkan dan menjaga kualitas, tambah Fatma, pemerintah  Provinsi Jawa Timur sangat  perhatian  sekali dalam hal ini yaitu secara berkala dan terus menerus memberikan pelatihan design, pewarnaan maupun tehnik bagaimana cara pembuatan batik yang baik dan benar  kepada semua pengrajin batik maupun kepada masyarakat biasa yang ingin belajar membatik.

Dengan begitu, harapan pemprov. Jatim   parapengrajin batik atau para  UMKM  bisa dan mampu mengembangkan usahanya.

Selain memberikan pelatihan, lanjutnya, agar pengrajin dan pengusaha batik bisa eksis dan berkembang serta mampu bersaing  dengan pasar, maka  kita  sebagai  masyarakat Jawa Timur harus bangga dan  mau mengenakan pakaian batik dimanapun dan apapun itu acaranya.

”Dengan konsen seperti itu, saya yakin kedepan batik Jawa Timur akan terus berkembang dan mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi  Perajin Batik Jawa Timur, Hj. Putu  Sulistiani Prabowo  mengatakan,  pada peringatan hari batik nasional Tahun 2017 ini APBJ genap  berusia  tiga tahun ingin mengadakan pameran  untuk masyarakat Jawa Timur yaitu dengan tema “Batik Tulis Harga Ekonomis”  karena yang dipamerkan adalah batik-batik asal Jawa Timur saja bukan batik dari daerah lain.

Karena selama  ini, setiap  pameran batik yang diadakan  di Grand City  selalu terbuka untuk umum, dan  pesertanya pun berasal dari seluruh Indonesia, sehingga stand batik Jawa Timur kurang mendapat perhatian dari pengunjung yang notabennya adalah masyarakat Jawa Timur sendiri.

Untuk itu, lanjut Putu, kali ini seluruh  pengurus  APBJ ingin mengajak  masyarakat Jawa Timur untuk lebih mengenal  dan  mencintai hasil produk  batik Jawa Timur  dengan cara diadakan pasar batik Jawa Timur  yang  berasal dari 38  Kab/Kota  yang ada di Jatim.

Harganya sangat variatif mulai dari harga Rp.60.000,- sampai Rp 300.000,- masyarakat sudah bisa mendapatkan batik tulis dari berbagai daerah yang ada di Jatim.

Mulai dari Pacitan sampai Sumenep dan Banyuwangi tinggal memilih dan mendatangi stand- stand yang ada di Grand City Mall lantai  satu.

Pasar batik selama tiga hari ini diharapkan, masyarakat Jawa Timur  bisa mengenal, mengetahui dan mencintai dengan hasil produk batik  daerahnya sendiri, karena batik Jawa Timur   tidak kalah bagusnya dengan batik-batik dari luar daerah Jawa Timur. “Buktinya, tahun 2016 kemarin Batik Jawa Timur mampu bersaing dengan dibuktikan telah  menyabet Juara Satu Tingkat Nasional  Lomba Design  Batik  di Jakarta,” jelas Ketua APBJ   Putu Sulistiani Prabowo.

Ikut hadir dalam acara tersebut, selain Ketua Komisi B DPRD Prov. Jatim, Para pimpinan OPD Prov. Jatim yang terkait, pengurus TP PKK,  BKOW dan DPW Prov. Jatim serta para pemerhati wastra Indonesia.(guh/dilla)