Budidaya Rumput Laut Sidoarjo Komoditas Unggulan Provinsi Jatim

oleh -284 Dilihat
oleh
Budidaya rumput lautmenjadi komoditas unggulan Provinsi Jatim

SURABAYA, PETISI.CO – Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang ada di Provinsi Jawa Timur. Permintaan akan rumput laut sangatlah tinggi, ditandai dengan meningkatnya produksi rumput laut per tahunnya di Propinsi Jawa Timur. Produksi rumput laut pada tahun 2015 sebanyak 608.132,5 Ton sedangkan pada tahun 2016 produksi rumput laut mengalami peningkatan sebanyak 645.274,1 Ton.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bulan Februari 2019 lalu mengunjungi Kampung Rumput Laut, Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo

Luas lahan rumput laut di Jawa Timur mencapai lebih dari 166 ribu hektare dari sebelumnya 158 ribu hektare. Permintaan pasar ekspor yang tinggi terhadap rumput laut juga memacu pelaku usaha di sentra produksi rumput laut. Lahan budidaya rumput laut tersebar di sejumlah daerah. Salah satu kabupaten yang melakukan budidaya rumput laut adalah Kabupaten Sidoarjo. Jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah Gracillaria sp.

Ketua Pokdakan Samudera Hijau 1, H.Mustofa mengatakan, rumput laut jenis Gracilaria sp berhasil dikembangkan pembudidaya di lahan tambak seluas 800 hektar (ha). Rumput laut yang dikembangkan di Dusun Tanjung sari, Desa Kupang, Kec. Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) saat ini selain produktivitasnya tinggi, harganya pun mulai naik.

Sehingga pembudidaya yang tergabung di dalam Pokdakan Samudera Hijau 1 pun mulai meraup untung. Menurut Mustofa, rata-rata produktivitas rumput laut yang dikembangkan Pokdakan Samudera Hijau 1 sebanyak  15 ton/ hektar.

Apabila dikalkulasi dengan harga Rp 7.000/ kg, dalam waktu 45 hari masyarakat dapat meraup keuntungan bersih hingga Rp 13 juta (per siklus), atau sekitar  Rp 8,75 juta/ bulan.

Dirinya juga mengatakan, budidaya rumput laut nyaris minim biaya produksi. Biaya produksinya paling hanya sekitar 20 persen saja untuk bibit dan tenaga kerja.

 

Kunjungi Kampung Rumput Laut Sidoarjo, KKP Tampung Aspirasi Pembudidaya Sekitar

Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bulan Februari 2019 lalu mengunjungi Kampung Rumput Laut, Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Di sana, Menteri Susi bersama rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengunjungi Kelompok Pembudidaya Samudera Hijau Satu, yang mengintegrasikan budidaya rumput laut, udang, dan bandeng.

Didampingi Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo; Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar; Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina; dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Menteri Susi terlebih dahulu menemui beberapa nelayan tambak, sebelum akhirnya meninjau lokasi pengolahan rumput laut.

Kedatangan Menteri Susi disambut dengan 7 tumpeng oleh warga sekitar. Sebelum berdialog dengan warga, Menteri Susi melakukan prosesi pemotongan tumpeng, di mana potongan pertama diberikan kepada H. Mustofa, Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut sekitar. Rombongan juga disuguhi berbagai kudapan berbahan dasar rumput laut.

Dalam sambutannya di hadapan sekitar 300 kepala keluarga yang hadir, Menteri Susi mengapresiasi usaha budidaya rumput laut yang ditekuni masyarakat sekitar. Ia pun berdialog, menampung berbagai keluhan dan aspirasi dari masyarakat.

Menteri Susi menjanjikan, akan membantu warga sekitar mencari pasar ekspor yang lebih baik untuk menampung rumput laut hasil budidaya masyarakat. Ia mengakui, selama ini Tiongkok masih menjadi pasar rumput laut terbesar, namun kartel perdagangan yang diterapkan Tiongkok membuatnya sulit ditembus. Meskipun begitu, Menteri Susi meminta masyarakat untuk tidak berputus asa. Ia berjanji akan mencarikan pasar alternatif lainnya.

Menteri Susi juga menyarankan koperasi warga sekitar untuk mengajukan pinjaman ke Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP). BLU LPMUKP menyediakan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih kecil dibandingkan bank, yaitu hanya sebesar 3 persen.

Ia juga menyarankan pembudidaya rumput laut untuk mengurus resi gudang (dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang), sehingga untuk dapat meminjam modal ke bank tidak diperlukan jaminan lainnya.

“Saya lihat Bapak dan Ibu semua sudah cukup. Rumput lautnya sudah mencukupi bisa bikin semua senang, hidup tidak susah, kalau berlebih itu tentunya cita-cita kita semua. Tapi kan paling tidak, sudah tidak susah tho dengan adanya rumput laut? Alhamdulillah,” lanjut Menteri Susi.

Warga sekitar memang telah menggantungkan hidup pada budidaya rumput laut yang diintegrasikan dengan udang dan bandeng. Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut, H. Mustofa mengatakan, di musim kemarau, setiap bulannya masyarakat dapat panen hingga 600 ton rumput laut kering. Namun, di musim penghujan seperti Januari 2019 lalu, masyarakat hanya menghasilkan sekitar 197 ton rumput laut kering. Rumput laut ini dijual dalam rentang harga Rp5.800 – 7.500 per kilogramnya. Untuk menyiasati musim penghujan, Menteri Susi menyarankan warga membangun para-para untuk menjemur rumput laut agar dapat kering meskipun tidak disinari matahari.

Mustofa pun mengaku, rumput laut produksi kelompoknya sudah mampu memenuhi kriteria ekspor dengan kadar air 15 persen, tingkat kebersihan tinggi, dan proses pengolahan yang memenuhi standardisasi. Namun untuk menunjang itu semua, Menteri Susi menginginkan KKP memberikan bantuan bibit rumput laut yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan.

“Saya minta hasil teknik kultur jaringan, supaya nanti kualitasnya lebih sehat lagi. Jadi kalau lebih sehat nanti hasilnya lebih banyak lagi untuk bapak dan ibu semua,” cetusnya.

Di akhir sambutannya, dalam kegiatan yang turut dihadiri taruna-taruni Politeknik Kelautan dan Perikanan (Potek KP) Sidoarjo tersebut, tak lupa Menteri Susi mengingatkan warga sekitar untuk memperhatikan pengelolaan sampah, utamanya sampah plastik. Ia mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai karena dapat mencemari lingkungan, terlebih lagi Kampung Rumput Laut berada dekat dengan laut.

Usai ramah-tamah dengan warga, Menteri Susi melanjutkan kegiatan dengan menyaksikan aktivitas budidaya udang vannamei; meninjau fasilitas gudang penyimpanan rumput laut yang sudah dikemas dan siap kirim; meninjau fasilitas pembersihan rumput laut; menyaksikan aktivitas pengolahan rumput laut oleh Ibu-ibu anggota koperasi Kelompok Budidaya Kampung Rumput Laut; dan mengunjungi lokasi tambak warga yang berada dekat dengan lokasi penggilingan rumput laut. (guh/*)

No More Posts Available.

No more pages to load.