Calon DPD RI Asal NU dan Muhammadiyah Jatim Siap-Siap Gigit Jari

oleh -329 Dilihat
oleh
Suko Widodo

SURABAYA, PETISI.CO – Dua ormas keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah siap-siap gigit jari. Kedua ormas di Jatim ini terancam tak meraih 4 kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Padahal, dalam pencalonan DPD RI ini, sebanyak 48 orang berasal dari NU dan Muhammadiyah.

Kondisi itu, dapat dilihat dari proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara pemilihan umum 2019 tingkat provinsi Jatim yang dilakukan oleh KPU Jatim. Menyelesaikan penghitungan suara hampir separoh lebih dari 38 kabupaten/kota di Jatim, tak satupun calon DPD RI asal Jatim yang masuk posisi empat besar.

Peringkat pertama diraih Evi Zainal Abidin nomor urut 32 dengan perolehan 2.378.335 suara. Disusul Ir La Nyalla Mahmud Mattalitti di peringkat kedua dengan perolehan 2.229.002 suara. Tempat ketiga diduduki caleg petahana Ahmad Nawardi meraih 1.407.109 suara. Kursi terakhir (keempat) diraih Adilla Aziz dengan perolehan 1.331.581 suara.

Sementara kader NU yakni Ir H Alfa Isnaini (Kasatkornas Banser) hanya menempati peringkat 11 dengan perolehan 759.885 suara atau dua tingkat di bawah dengan kader Muhammadiyah H Nadjib Hamid yang menempati peringkat ke 9 dengan perolehan 988.260 suara.

Begitu juga caleg DPD RI yang berafiliasi dengan parpol perolehan suaranya tidak signifikan. Misalnya, Dra Hj Harbiah Salahudin (Partai Golkar) hanya menempati peringkat ke 10 dengan 815 suara. Suhandoyo (PDIP) menempati peringkat ke 13 dengan 548.367 suara. Lalu Dr. RPA Mujahid Ansori (PPP) diperingkat ke 5 dengan perolehan 376.038 suara.

Tidak adanya perwakilan NU dan Muhammadiyah di DPD RI asal Jatim, dinilai pengamat komunikasi politik dari Unair Surabaya, Dr Suko Widodo, sebenarnya sudah diprediksi jauh hari. Alasannya, peran dari DPD RI dinilai tidak jelas sehingga kontribusi terhadap ormas juga tidak jelas.

“Kalau pada awal munculnya DPD RI, NU terlihat solid sehingga bisa mengantarkan KH Mujib Imron, KH Nurudidin Rahman dan Prof Dr Istibsjaroh. Namun pada pemilu berikutnya terkesan NU tak lagi solid, sehingga 4 kursi DPD RI asal Jatim tak satupun ada perwakilan dari ormas terbesar di Indonesia khususnya di Jatim,” ujar Sukowidodo saat dikonfirmasi Selasa (7/5/2019).

Sementara, untuk ormas Muhammadiyah, lanjut Sukowidodo juga tak jauh berbeda dimana tingkat kepatuhan warga Muhammadiyah terhadap organisasi juga tidak terlalu solid. Terbukti, walaupun dalam pemilu 2019 hanya ada seorang kader Muhammadiyah yang maju DPD RI tapi perolehan suaranya masih jauh dari harapan.

“Idealnya, kalau suara warga Muhammadiyah Jatim solid mendukung Pak Nadjib Hamid saya kira minimal bisa mencapai 1 jutaan suara,” ungkapnya.

Senada ketua PBNU Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul menilai persoalan calon DPD RI memang tidak lagi menjadi perhatian NU. Alasannya, peran dan kontribusi DPD RI untuk memperjuangkan visi dan misi organisasi kurang maksimal. “Apalagi sekarang banyak kader yang pada berebut, ya kita biarkan saja karena sulit diorganisir,” kelakarnya.

Selain Alfa Isnaini, caleg DPD RI asal Jatim yang ditenggarai masih berafiliasi NU adalah  Fairouz Huda (123.658) diurutan ke 26, Zaiful Anam (159.235) diurutan 25, Muhammad Koderi (225.336) diurutan 21, Imam Khodri (320.864) diurutan 17. Achmad Rusyad Manfaluti (372.115) diurutan ke 16, dan Abdul Qodir Amir Hartono (caleg petahana) yang nyaris lolos mendapat 1.010.241 suara diurutan ke 6. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.