Carut Marut Pasar Ramadan 2017 di Banyuwangi

oleh -51 Dilihat
oleh
Kabag Perekonomian Pemkab Banyuwangi, Heni Sugiharti, SP

BANYUWANGI, PETISI.CO –  Carut marut pengelolaan Pasar Ramadan, pedagang pasar lapor Kabag Perekonomian Pemkab Banyuwangi. Kabag Perekonomian tunggu laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi.

Kabag Perekonomian Pemkab Banyuwangi, Heni Sugiharti, SP mengatakan, mengenai kesepakatan penyelenggaraan maupun pengelolaan Pasar Ramadhan ini dalam hal ini Paguyuban Pedagang Pasar dan Kaki Lima Banyuwangi (P3KLB) ini sebenarnya sudah diperingatkan sejak awal, bahwa pagelola harus memprioritaskan pedagang asli Banyuwangi dengan mendaftar dan menunjukkan identitas asli.

Mengenai dugaan jual beli lahan stan Pasar Ramadan yang berada di Jl. Diponegoro itu? “Tugas dan tanggung jawab pengelolaan pasar Ramadan itu diatur oleh paguyuban, jadi kita kurang tahu mengenai hal itu,” jawab Heni.

Selama ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi yang memonitoring langsung. Sementara Pemkab Banyuwangi menunggu hasil laporan dari Disperindag.

Secara teknis Disperindag harus melaporkan dulu mengenai laporan ataupun pengaduan pelaksanaan Pasar Ramadan kepada Pemkab. Selama tidak ada laporan dan pertanggungjawaban dari Disperindag maka tidak ada evaluasi.

Namun, sampai hari ini, Bagian Perekonomian baru menerima satu laporan langsung dari salah satu pedagang Pasar Induk Banyuwangi mengenai pelanggaran-pelanggaran yang ada di Pasar Ramadan.

Dan nanti, “Laporan dari pedagang ini akan kita sampaikan ke pimpinan, karena kita-kan hanya kepala kroco. Takutnya, jika kita yang menangani langsung takut jika salah melangkah. Tapi hal ini pasti akan kami laporkan dan dievaluasi.”

Heni menambahkan, sebenarnya pergantian pengelola pasar Ramadan ini tujuannya memberi kesempatan kepada paguyuban lain untuk belajar mengelola dengan baik. Akan tetapi, hasil dan permasalahan yang muncul masih sama.

Pantauan di lapangan, Pasar Ramadan, sebagian pedagang mengaku memang benar pedagang yang membuka pasar Ramadhan itu sebagian dari luar kota. Tapi, pedagang itu rata-rata tidak ada di tempat, stan dijaga oleh karyawan yang mayoritas penduduk asli Banyuwangi.

Salah satu pedagang sepatu sandal yang enggan disembutkan namanya ini mengaku, “Ya, memang benar mas pemiliknya dari Jember dan sekarang sedang berada di Jember. Saya hanya karyawan saja mas, rumah saya sini mas Kelurahan Mandar,” tuturnya.

Ditanya soal jual beli lahan, “Waduh kalau itu saya kurang tahu, saya dengar hanya sekedar kabar angin saja. Pastinya saya belum tahu, yang jelas selama berdagang disini masih belum dapat untung,” jawanya.(fatt/to)