Perjalanan Religi Bersama Cak Woto
SUMENEP, PETISI.CO – Hari itu Kamis malam Jumat, saat usai tawasul di sebuah makam waliyulloh di Troloyo Mojokerto, tiba tiba ada energi positif menyapa. Sapaan itu langsung terespon sehingga terjadi dialog gaib. Inti dari isi dialog batin tersebut, ada ‘perintah’ untuk sowan ke Asta Tinggi.
Mendengar kata Asta Tinggi langsung teringat Kota Sumenep. Ya….. Asta Tinggi adalah nama sebuah komplek pemakaman para leluhur di Kabupaten Sumenep. “Setelah dari sini kamu ke Asta Tinggi,” jelas petunjuk tersebut. Karena faham terhadap dawuh dimaksud, saya katakan “Enggih”, kalau dalam istilah sekarang adalah ucapan “Siap”.
Tepatnya hari Minggu 17 September 2017 meluncur ke Sumenep. Hampir lima jam perjalanan dengan mengendarai motor. Sesampai di kabupaten paling ujung timur pulau Madura itu, memilih istirahat terlebih dahulu. Sekitar 2 jam kemudian, bersiap sowan ke leluhur Sumenep. Sebelum ke Asta Tinggi berkunjung lebih dulu ke Syech Yusuf di Pulau Puteran.
Perjalanan diarahkan ke wilayah Pelabuhan Kalianget, di pelabuhan ini lantas naik kapal motor menuju Pulau Puteran yang jaraknya tidak terlalu jauh. Ya….perjalanan naik kapal hanya butuh waktu sekitar 5 menit. Di Pulau Puteran inilah ada makam waliyulloh yang dikenal dengan nama Syech Yusuf atau Sayid Yusuf, tepatnya di Kecamatan Talango.
Bertawasul di makam wali sepuh ini berlangsung selama 1 jam. Selepas itu, perjalanan menuju Asta Tinggi yang berlokasi di utara Kota Sumenep. Setiba di komplek pemakanan leluhur Asta Tinggi, ada auara positif sedang menarik batin saya agar langsung menuju ke Kubah Penembahan Sumolo dimana di dalamnya terdapat makam Sri Sultan Abdoerrahman Pakunataningrat beserta 13 makam leluhur lainnya.
Di dalam cungkup Panembahan Sumolo itu, saya yang saat itu ditemani 1 orang dulur dari Surabaya dan 2 kerabat dari Sumenep dengan niat khusyuk melakukan doa. Setelah kurang lebih 35 menit berdoa, kami meninggalkan makam para leluhur tersebut menuju tempat istirahat di pinggiran pusat kota.
Tidak dikira, sekitar usai sholat isyak tiba-tiba ada energi positif datang. Terjadilah dialog dua dimensi dengan menggunakan mediator. Dalam dialog yang berlangsung sekitar 15 menit itu, mengandung sejumlah pesan yang sangat perlu diperhatikan. “Kamu semua harus memperbanyak wirid istighfar, dan bantulah doa untuk negeri ini agar tetap aman tidak terjadi apa apa,” pesan dalam dawuh gaib tersebut.
Selain disarankan agar sering doa minta pengampunan kepada Allah, juga ada wejangan perihal keimanan dan ketakwaan kepada Sang Kholiq. ”Menjalani hidup ini harus didasari sabar dan ikhlas agar bisa selamat di dunia dan akhirat,” tegas dawuh tersebut. “Saat ini, seumpama negara ini diibaratkan gunung, lahirnya terlihat tenang tapi dalamnya sedang gemuruh, untuk itu kamu semua harus ikut mendoakannya,” pinta dalam dawuh itu.
Meski singkat, pesan gaib itu sangat padat makna dan perlu diperhatikan. Semoga Allah SWT selalu menjaga kita semua, termasuk bangsa dan negara ini, aamin. (suwoto)