Di Lumajang Sering Terjadi Perampasan Motor

oleh -42 Dilihat
oleh
Anggota Komisi ADPRD Lumajang meninjau langsung kondisi jalan yang minim penerangan

 Komisi A DPRD Lumajang Kunjungi Dua Titik Rawan Begal

LUMAJANG, PETISI.CO-Maraknya aksi pembegalan (kejahatan jalanan) di jalan yang minim penerangan dan menjadi keluhan masyarakat akhirnya direspon  Komisi A DPRD Lumajang Selasa (22/08).

Terkait dengan keluhan itu, seluruh anggota Komisi A DPRD Lumajang bersama dengan Dinas Perhubungan Lumajang dan Polsek Jatiroto melakukan kunjungan di dua titik ruas jalan yang sering dijadikan  lahan empuk bagi pelaku kejahatan jalanan.

Faruq Chotiby anggota Komisi A DPRD Lumajang menyebutkan, angka kejahatan jalanan (begal)  di daerah rawan kejahatan semakin meningkat. Terutama di kawasan Kecamatan Ranuyoso dan di Jalan Raya Jatiroto tepatnya di Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto.

“Kunjungan ke lokasi rawan kejahatan ini  dilakukan  untuk merespon keluhan di masyarakat, dimana  dua daerah tersebut sering  terjadi kasus pembegalan,” kata Faruq, Selasa (22/08).

Ia menambahkan,akhir-akhir ini sering terjadi pembegalan di dua tempat itu terjadi. Kemarin, kata dia, warga Desa Grobokan dibegal, dibacok tangannya di jalan Raya Sukosari sebelum kemudian dirampas motornya.

Sedangkan keesokan hari, kejadian pembegalan kembali terjadi. Warga Jember dibegal di daerah Kecamatan Ranuyoso.

“Banyaknya kasus pembegalan di Lumajang. Kami Komisi A langsung melakukan rapat dengan Dishub dan Polsek Jatiroto, berkaitan dengan tidak adanya Penerangan Jalan Utama (PJU) di wilayah tersebut hingga perbatasan Lumajang-Jember,” imbuhnya.

Kurangnya PJU membuat para begal leluasanya melakukan aksinya. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius Komisi A DPRD Lumajang.

“Kami minta agar daerah rawan kejahatan seperti di Sukosari harus terpasang PJU sehingga bisa mengurangi kasus pembegalan,” tegas Politisi PKB itu. Ia meminta agar penerangan jalan khususnya di Jalan Sukosari secepatnya dianggarkan di tahun 2018.

Faruq menjelaskan angka kriminalitas sempat menurun di wilayah Kedungjajang hingga Ranuyoso lantaran sudah terpasang PJU. Namun belakangan sering terjadi lagi karena para komplotan begal mempunyai trik yakni merusak lampu tersebut sehingga mereka berulah kembali.

“Modus mereka mematikan sensor lampu PJU, baru setelah lampu padam, maka mereka beraksi. Ini tidak bisa dibiarkan, harus mencari formula yang tepat agar permasalahan tersebut bisa teratasi. Setidaknya untuk pemasangan PJU yang akan datang sensor peralatannya disembunyikan di tempat yang aman agar tak terjangkau untuk dirusak oleh kawanan begal ini,” pungkasnya. (ulum)

No More Posts Available.

No more pages to load.