Dikagumi Juri, Penghargaan Adiwiyata Mandiri di Depan Mata

oleh -87 Dilihat
oleh
Juri Adiwiyata Mandiri dari Kementerian Lingkungan Hidup RI, Triyaka (baju putih) melakukan pengecekan ke lokasi green house MAN 1 Lamongan

LAMONGAN, PETISI.CO – Satu lagi prestasi MAN 1 Lamongan sepertinya sudah di depan mata. Jerih payah civitas akademika MAN 1 Lamongan untuk meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional 2018 tampaknya bakal terbayar. Paling tidak, ini setelah dilakukan visitasi verifikasi lapangan (verlap) oleh Kementerian Lingkngan Hidup (KLH) RI terhadap MAN 1 Lamongan dan sekolah imbasnya selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (23-24/11/2018).

“Harus saya akui, memang begitu saya masuk (madrasah ini), kesannya begitu menggoda. Setelah saya diskusi dan cocokkan, alhamdulillah bisa terkonfirmasi,” komentar verificator dari  Kementerian Lingkungan Hidup RI, Triyaka setelah melakukan verlap terhadap MAN 1 Lamongan.

Kesan yang ditangkap Triyaka sebagai juri dari pusat ini memang tidak berlebihan. Begitu datang, tim pusat ini disambut berbagai atraksi kebolehan siswa-siswi, mulai dari kebolehan siswa melakukan yel-yel penyambutan, drum band, hingga aksi teatrikal siswa. Juri datang didampingi tim dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten Lamongan. Selain Kepala Madrasah Akhmad Najikh, kedatangan mereka juga disambut seluruh dewan guru, bahkan Ketua Komite Madrasah KH Abdul Aziz Choirie dan jajarannya juga ikut datang menyambutnya.

Ungkapan rasa haru Triyaka bukan hanya disampaikan saat pulang, tetapi juga saat datang. Dalam memberi sambutan di acara penyambutan, Triyaka menyampaikan rasa harunya melihat kekompakan antara kepala sekolah, guru, siswa, hingga siswanya. Namun, Triyaka mengingatkan bahwa kegiatan ini bukan  semata-mata lomba, tetapi ini merupakan kegiatan penghargaan berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menyiapkan generasi lingkungan. “Kalau lomba, maka mudah disiapkan dalam hitungan hari seperti ini,” ucap Triyaka.

Karena itu, lanjut dia, dirinya akan melakukan pengecekan secara menyeluruh, mulai dari dokumen yang disetorkan. Seluruh dokumen akan dicocokan dengan fakta di lapangan. “Apa benar-benar ada atau hanya sekedar menjadi dokumen semata,” ucap dia.

Hampir seharian Triyata keliling MAN 1 Lamongan hingga ke sekolah-sekolah imbas di luar madrasah. Verifikasi dimulai dengan mengecek seluruh dokumen adiwiyata, termasuk juga dokumen kurikulum ikut dicek untuk memastikan muatan adiwiyata atau lingkungan sudah dimasukkan dalam bahan ajar guru atau belum. Tak puas hanya melihat dokumen, Triyaka juga mengecek di lapangan, mulai dari kondisi tempat sampah, kamar mandi, toilet, hingga siswa yang sedang berjalan pun dicegat diwawancarai secara langsung untuk memastikan apakah benar atau tidak faktanya di lapangan.

“Apakah adik pernah praktik menanam bunga?” tanya Triyaka pada siswa yang ditemui. “Iya pak pernah, malah kita yang aktif mengelolah green house di madrasah ini,” jawab siswa dan Triyaka pun puas.

Tak puas di situ, Triyaka mendatangi sendiri siswa yang sedang asyik merawat tanaman di green house untuk mengecek langsung, begitu juga kepada siswa-siswi yang sedang asyik mengurus bank sampah. Juri dari pusat ini terlihat berdiri lama sambil manggut-manggut kagum melihat kantin apung yang dikembangkan madrasah. Selain memang bersih, kantin yang berdiri di atas tambak itu juga menerapkan sistem sanitasi yang patut dicontoh. Semua air bekas cucian terbuang ke IPAL, kemudian diolah, hasil olahan air kotor itu lalu masuk ke kolam yang diisi berbagai jenis ikan. Sementara, sisa nasi di kantin bisa dibuang ke bawah yang ada tambaknya penuh ikan, sehingga menjadi makanan ikan.

“Bagus-bagus. Sistem seperti ini nanti saya sampaikan ke wilayah lain untuk dikembangkan di sekolah lain,” komentar dia sambil manggut-manggut.

Dalam kesempatan itu, dia menegaskan dirinya tidak bisa memberikan komentar apakah MAN 1 Lamongan ini layak mendapat penghargaan sebagai sekolah adiwiyata mandiri atau tidak. Karena, lanjut dia, yang memutuskan adalah tim. Dirinya akan menyampaikan semua hasil verlap. “Tapi kalau nanti MAN ini jadi sekolah adiwiyata mandiri, maka tempat ini akan jadi tempat belajar bagi yang lain. Tahum ini mudahan tercapai,” komentar dia seperti beri sinyal.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Lamongan Moh. Fahruddin Ali Fikri berharap MAN 1 Lamongan bisa berhasil dan mendapat penghargaan sebagai sekolah adiwiyata mandiri 2018. “Ini harapan saya, karena madrasah ini memang layak,” tegas Fahruddin.

Hal senada juga disampaikan Kasubag TU Kemenag Lamongan Sonhaji. Dia mengatakan bahwa Kepala Kemenag Lamongan Sholeh menitip pesan pada dirinya. “Beliau senang dan merasa bangga karena salah satu madrasah kita mencapai prestasi untuk dinilai sebagai calon adiwiyata mandiri nasional. “Kalau toh tahun ini, MAN 1 Lamongan ditetapkan sebagai sekolah adiwiyata mandiri nasional, maka bisa dikembangkan ke madrasah lain,” kata Sonhaji.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga nebgucapkan terima kasih atas jerih payah MAN 1 Lamongan dalam melakukan inovasi baru. Apalagi pada 22 November 2018, MAN 1 Lamongan juga mendapat prestasi prestisius, yakni penghargaan SNI Award 2018 kategori perak. “Kami bangga sekali,” tegasnya. (roudlon)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.