Disiplin, Terampil dan Cinta Ilmu, Modal Jadi Pemenang

oleh -77 Dilihat
oleh
Gus Ipul Hadiri Musywil Nasyiatul Aisyiyah Jatim di Banyuwangi

BANYUWANGI, PETISI.COUntuk menjadi seorang pemenang, manusia harus memiliki modal utama. Yakni disiplin, memiliki keterampilan, dan mencintai ilmu. Ketiganya akan mengantarkan manusia menjadi lebih unggul dan kompetiitif sehingga dapat bersaing dan mencapai kesuksesan di era globalisasi yang penuh dengan persaingan.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf saat membuka Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur dengan tema “Gerakan Perempuan Muda Berkemajuan untuk Kemandirian Bangsa” di Aula Badan Diklat Kementerian Kelautan dan Perikanan Kab. Banyuwangi, Minggu (11/12/2016).

Gus Ipul, sapaan akrabnya mengatakan, tidak ada orang sukses di dunia ini yang suka bermalas-malasan, mereka berhasl mencapai keberhasilannya karena disiplin dan pantang menyerah. Hal itu dibuktikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Eropa, tepatnya ke negara Hungaria dan Polandia yang kehidupan bermasyarakatnya sangat disiplin.

“Mayoritas masyarakat di negara-negara maju punya kedisiplinan yang tinggi. Tidak hanya ditempat kerja, sekolah, jalanan, atau tempat publik lainnya, di rumah pun mereka sangat disiplin. Mari kita tiru semangat kedisiplinan ini, baik dalam beribadah, belajar, dan berusaha. InshaAllah ada hasilnya. Disiplin dimulai dari diri kita sendiri dan sedini mungkin. Manusia yang unggul, pemenang, dan sukses adalah yang disiplin” ujarnya.

Nasyiatul Aisyiyah diharapkan mampu menerapkan kedisiplinan dalam segala hal, baik itu secara pribadi maupun organisasi. “Naisyiatul Aisyiyah adalah teladan calon-calon pemimpin bangsa di masa depan, jadi disiplinnya harus lebih ditingkatkan. Saya melihat potensi anda sudah baik untuk menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang” katanya.

Selain disiplin,  manusia juga harus memiliki poin plus sebagai bekal untuk menghadapi dan menjadi pemenang di era globalisasi. Yakni keterampilan, pasalnya, memiliki ijazah saja belum cukup tanpa dibarengi dengan keterampilan untuk mengaplikasikan ilmunya.

“Keterampilan adalah keunggulan kompetiti, percuma jika kita punya keunggulan komparatif tapi tidak terampil menggunakannya. Nasyiatul Aisyiyah merupakan wadah bagi hadirnya pendidikan keterempilan. Kita ingin generasi muslim, apapun profesinya, seperti guru itu bisa terampil mengajar, atau ibu rumah tangga juga pintar berdagang, berdakwah, dan keterampilan lainnya” katanya.

Modal ketiga adalah cinta ilmu, pasalnya, manusia yang mencintai ilmu tentu akan terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kualitas dirinya. “Manusia yang mencintai ilmu adalah sumber daya manusia yang berkompeten, berkualitas, dan maju. Ilmu pula yang mengantarkan manusia menuju kesuksesan. Nasyiatul Aisyiyah harus mendorong kader-kadernya dan organisasinya untuk terus menuntut ilmu guna meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia” katanya.

Secara khusus, Gus Ipul memberikan apresiasi kepada Muhamamdiyah yang telah berkontribusi luar biasa bagi bangsa ini. Kehadiran Nasyiatul Aisyiyah melengkapi kebanggaan bangsa ini terhadap Muhamamdiyah. Telah banyak tokoh lahir dari Muhammadiyah dan memberikan pikiran yang menentukan arah pembangunan bangsa.

“Kita semua bangga terhadap Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi bangsa ini melalui pikiran-pikiran dan tokoh-tokohnya. Kita juga bangga Muhammadiyah terus berikhtiar mencerdaskan anak bangsa, khususnya di bidang pendidikan. Lulusan-lulusan sekolah Muhammadiyah selalu berkualitas” pujinya.

Pipinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Ayunda Dyah Puspitarini mengatakan, pihaknya mengapresiasi Nasyiatul Aisyiyah Jatim. Pasalnya, musywil ini adalah yang petama di Indonesia. “Setelah muktamar di Jogjakarta kemarin, baru pimpinan wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jatim yang mengadakan muwsywil. Bahkan jumlah pesertanya mencapai sepertiga jumlah peserta muktamar” katanya.

Menurutnya, pimpinan wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jatim terkenal militan. Khususnya dalam mengadakan kegiatan nasional dalam rangka penguatan ekonomi wanita. “Pimpinan Jatim adalah yang terbaik di Indonesia dan menjadi pilot project kami. Saya punya data, pimpinan wilayah yang punya badan usaha dan juga punya PAUD ada di Jatim. Apa yang dilakukan Nasyiatul Aisyiyah Jatim adalah aksi nyata, bukan hanya teori semata” katanya.

Masih menurut Dyah, gerakan wanita muda yang menjadi segmentasi Nasyiatul Aisyiyah menjadi spirit tersendiri bagi seluruh kadernya. “Wanita muda adalah wanita yang sedang produktif baik secara profesional maupun biologis. Inilah energi luar biasa yang kita gunakan untuk membangun perekonomian bangsa, khususnya kaum wanita” katanya.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Ayunda Ummu Sulaim mengatakan, keberadaan Nasyiatul Aisyiyah adalah untuk memberdayakan wanita muda di Indonesia. Pasalnya, generasi penerus bangsa lahir dari wanita. Karena itu, Nasyiatul Aisyiyah terus berupaya untuk membangun ekonomi, pendidikan, dan kesehatan kaum wanita.

“Generasi yang hebat dilahirkan dan dicetak oleh ibu yang hebat, pendidik, pengasuh, dan lingkungan yang  hebat. Kami ingin memberdayakan wanita muda, jika dulu wanita hanya mengurus rumah tangga, sekarang tidak. Wanita bisa menjadi apa saja, baik direktur, ketua organisasi, bahkan pemimpin daerah” katanya.

Berbagai upaya telah dilakukan Aisyiyah untuk memajukan dan memberdayakan generasi penerus bangsa adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Dalam pemberdayaan ekonomi, juga ada asosiasi pengusaha Aisyiyah.

Musywil pada kesempatan itu dihadiri pula oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Ketua Muhammadiah Jatim, Dr. Saad Ibrahim, Ketua DPW PAN Jatim, Masfuk, dan seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah se-Jatim. (hum)