JEMBER, PETISI.CO – Keberadaan lingkungan eks lokalisasi Besini di Dusun Besini, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, nyatanya tidak aman bagi para penghuninya. Buktinya, sejumlah pengunjung yang umumnya laki-laki, kerap membuat kerusuhan saat bertamu di rumah prostitusi tersebut.
Usut temu usut, pemicunya lantaran cemburu, jadwal bokingan diambil orang, usai jajan tidak bayar dan berbagai sebab lainnya.
”Jadi mereka tidak terima dan merasa diserobot, akhirnya cek-cok hingga menggedor-gedor pintu,” kata Cicik Antiowati, salah seorang mucikari setempat, kepada petisi.co, Selasa (9/5/2017).
Bukan hanya itu, lanjut Cicik yang sudah dua tahun membuka usaha prostitusi di lingkungan tersebut, pelanggan yang tidak mau bayar juga kerap pemicu konflik lain. Yang paling sering adalah saat sejumlah pengunjung datang dengan memesan minuman.
“Usai minumannya dihabiskan, pelanggan nakal tersebut enggan membayar dengan berbagai alasan.”
Masih lanjut Cicik, tentunya pemilik rumah seperti dirinya merasa tidak terima dan akhirnya ramai. Tidak jarang juga orang-orang seperti itu habis meniduri pekerja seks komersial, tidak mau bayar, dengan alasan pelayanan tidak memuaskan.
Diceritakan oleh Cicik, belum lama ini dirinya sempat menerima kekerasan fisik dari seorang laki-laki di rumah prostitusi yang dikelolanya. Hingga berlanjut pada proses hukum.
Seperti diberitakan sebelumnya, dia dipukuli, konon hanya gara-gara si pria merasa cemburu, lantaran Cicik dihubungi calon pelanggan laki-laki.
Sementara itu, Ketua RW setempat, Johan Pribadi, membenarkan apa yang disampaikan Cicik.
Kasus cemburu yang berujung pertengkaran, kata Johan, merupakan hal umum yang juga terjadi pada sejumlah PSK lain. Kendati tidak sampai berujung kekerasan fisik seperti yang dialami baru-baru ini oleh Cicik.
”Jadi sering PSK di sini yang kemudian menjalin hubungan cinta dengan pelanggannya. Dan, pasangan lelakinya tersebut cemburu saat si PSK hendak melayani orang lain,” terang Johan. (yud)