Festival Cukulan Ampas, Kuliner Khas Osing Penataban

oleh -68 Dilihat
oleh
Ketua Adat Penataban, Sambiono

BANYUWANGI, PETISI.CODengan menukarkan kupon khusus secara gratis ini, ratusan warga Kelurahan Penataban Kecamatan Giri berbondong-bondong ramaikan festival kuliner “cukulan ampas” yang digelar di sepanjang trotoar Jl. Letkol Istiqlah atau depan lapangan Kecamatan Giri, Minggu (9/7/2017).

Masing-masing pengunjung yang sudah mendapatkan kupon gratis dan berstempel, secara tertib pengunjung mengantre ke stan-stan yang disiapkan penyelenggara untuk menukarkan kupon dengan sepincuk cukulan ampas, salah satu kuliner khas Kelurahan Penataban Kecamatan Giri yang berbahan dasar cukulan atau toge yang dicampur atau ditaburi dengan ampas kelapa yang sudah diparut serta sambal pedas.

Kuliner yang hanya bisa ditemukan di Kelurahan Penataban ini hampir serupa dengan kuliner urap-urap.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Rijal Sarofi menyampaikan, kegiatan seperti kuliner cukulan ampas ini merupakan salah satu tradisi yang wajib dihidupkan kembali serta dilestarikan sehingga dapat meningkatkan daya tarik tersendiri bagi suatu wilayah khususnya seperti Kelurahan Penataban yang punya tradisi membuat makanan khas yakni cukulan ampas yang hanya dapat ditemukan di Kelurahan Penataban dan saat bulan Syawal atau usai hari raya Idhul Fitri.

Dalam kesempatan kali ini, Rijal menambahkan, kegiatan terselenggara secara swadaya masyarakat dan alhamdulillah masyarakat bisa guyub dan meramaikan festival yang diikuti oleh puluhan peserta yang sejak pagi hari sudah bersiap di masing-masing stan, jelasnya.

Sementara itu, Ketua Adat Kelurahan Penataban Sambiono (70) mengatakan,  cukulan ampas merupakan tradisi masyarakat Penataban yang diadakan setiap tahun pada tanggal 2-15 syawal, dan saat itu awalnya hanya bisa ditemukan di rumah warga saat lebaran tiba.

Menurutnya, cukulan ampas juga merupakan sebuah pesan dari sesepuh terdahulu dimulai sekitar tahun 1768 dengan membuat makanan khas cukulan ampas.

Maknanya yakni, toge atau orang Jawa biasa menyebutnya dengan cukulan ini mengandung kata cukul atau merujuk atau tumbuh. Jadi diharapkan segala sesuatunya yang mengandung unsur positif bisa terus tumbuh atau cukul.

Dan mudah-mudahan kedepan, tradisi seperti ini dapat dilestarikan supaya tidak hilang sesuai amanat atau pesan yang sudah disampaikan oleh sesepuh kepada regenerasi khususnya generasi muda seperti Karang Taruna Kelurahan Penataban ini, pungkas Sambiono.

Festival Cukulan Ampas tersebut dibuka secara langaung oleh Camat Giri, Riyanti. Selain itu, secara simbolis Bu Camat juga menyerahkan bingkisan menarik kepada tiap peserta yang mengikuti atau membuka stand cukulan ampas.(ft)