Gelar Nuzulul Quran, Kiai Ingatkan Siswa MAN 1 Lamongan tak Jadi Teroris

oleh -76 Dilihat
oleh
Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Mantup, Lamongan, KH Abdul Jalil memberikan tausiyah dalam kegiatan Nuzulul Quran di Masjid Darussalam MAN 1 Lamongan,

LAMONGAN, PETISI.CO – Aksi terorisme di Surabaya yang menelan banyak korban, ternyata masih membekas di masyarakat hingga kini. Bahkan para kiai di Lamongan khawatir aksi tersebut diikuti oleh genarasi muslim.

Dalam peringatan Nuzulul Quran di MAN 1 Lamongan, KH Abdul Jalil secara khusus mengingatkan para siswa untuk tidak terjerumus menjadi teroris hanya karena salah memahmi Al-Quran.

“Karena itu, kalau mau belajar al Quran, cari ulama yang jelas, yang cetoh (mahir, Red) biar tidak keliru dalam memahami isi al Quran, biar tidak salah tafsir seperti para teroris itu,” pesan KH Abdul Jalil yang juga Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Mantup, Lamongan di Masjid Darussalam MAN 1 Lamongan, Jumat (8/06/2018).

Pesan tersebut memang penting disampaikan karena kegiatan peringatan Nuzulul Quran diikuti para siswa madrasah yang nota benenya merupakan generasi muslim ke depan. Selain siswa, kegiatan tersebut juga dihadiri dan diikuti Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh. Hadir juga Waka Humas Elli Tri Puspita, Asisten Waka Humas Asman, Asisten Waka Kesiswaan Suparno, dan sejumlah dewan guru lainnya.

Abdul Jalil mengakui bahwa aksi teroris yang terjadi di Surabaya tersebut bisa terjadi karena salah dalam memaknai isi al Quran. Dan kesalahan dalam memaknai al Quran bisa karena beberapa faktor, di antaranya karena belajarnya tidak langsung kepada ulama yang memang benar-benar jelas ilmunya, tetapi pada ‘ulama’ yang tidak jelas. “Apalagi, belajarnya pada kiai youtube dan kiai google yang tidak jelas jluntrungnya. Ini sangat berbahaya,” terang dia.

Namun begitu, lanjut dia, dirinya tidak heran bila di era sekarang muncul kelompok teroris akibat dari kesalahan memahami al Quran sepert itu. Karena, kata dia, pada masa sahabat Nabi pun sudah pernah terjadi, muncul kelompok teroris. “Jadi, saya tidak heran bila sekarang juga muncul aksi teroris seperti di Surabaya itu,” ucap dia.

Ia kemudian menceritakan bagaimana aksi terorisme terjadi pada masa sahabat Nabi. Yakni pada masa pemerintahan Khulafarurrasyidin, Khalifah Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Menantu yang juga masih sepupuh Nabi Muhammad tersebut dibunuh oleh seorang ‘teroris’ ketika sedang menunaikan shalat subuh.  Waktu itu, terang dia, Ali bin Abi Thalib tengah shalat, tiba-tiba muncul dari belakang Ibnu Muljam membawa pedang beracun dan menghunuskan pedangnya ke tubuh Ali. Dua hari berikutnya, Ali meninggal dunia.

“Ini adalah teroris masa sahabat Nabi. Bagaimana Sayyidina Ali yang dijamin masuk surga bisa dianggap kafir dan dibunuh oleh orang yang mengaku sebagai ahli surga. Ini kan nggak mungkin kalau memahami Quran-nya benar,” tutur dia.

Untuk itu, kata dia, lewat peringatan Nuzulul Quran ini, dirinya mendorong para siswa untuk memahami isi Quran secara benar. Al-Quran merupakan pedoman yang diberikan Allah agar manusia selamat di dunia ini. “Jadi, kalau ingin selamat harus punya aturan. Kalau mau berhasil harus pegang aturan. Begitu juga hidup di dunia ini,  kalau ingin selamat pakai aturan  Allah Swt lewat al Quran,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala MAN 1 Lamongan Akhmad Najikh mengaku senang akhirnya bisa menggelar kegiatan Nuzulul Quran. Dirinya berharap acara ini diridhoi oleh Allah Swt dan mendatangkan keberkahan dalam  kehidupan. “Niat di majelis ini untuk menimbah ilmu. Mudah-mudahan, kehadiran kita punya nilai ibadah,” kata Akhmaad Najikh. Najikh juga mengingatkan bahwa ummat muslim sudah diberi potensi oleh Allah untuk bisa mengkaji al Quran lebih dalam.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Khuluqul Alim menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bisa mendatangkan berkah dan hikmah. “Saya berharap bisa mendapat hikmah atas kegiatan ini karena ini adalah moment diturunkan al Quran yang menjadi pedoman hidup kita secara benar,” kata dia. (rou)

No More Posts Available.

No more pages to load.