JEMBER, PETISI.CO – Moment Bulan Ramadan, ibu-ibu Bhayangkari Mapolres Jember Kamis petang (8/6/2017) sambangi dan berikan santunan kepada penghuni panti jompo Tresna Werdha yang berada di Desa Kasiyan, Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
Tak ayal, tetesan air mata di pipi keriput ratusan kakek nenek yang rata-rata berumur 80 – 90 tahun, penghuni panti jumpo tampak terlihat. Tak terelakkan juga, tetesan air mata terburai dari sang ibu Kapolres Jember Cut Laura Kusworo.
“Kakek juga nenek disini ibarat orang tua kita sendiri, mereka adalah malaikat yang terlihat bagi saya pribadi,” ujar ibu kapolres yang akrab disapa Laura dengan nada terbata-bata, sambil menahan air mata yang mengalir.
Namun, suasana hening dan haru berubah seketika menjadi suka ceria ketika salah satu penghuni, Mbah Fathonah (80) membawakan gending Jawa dan sholawat yang menyentuh hati bagi yang mendengar.
“Sungguh luar biasa malaikat malaikat ini, meski sudah usia tua mereka masih bersemangat, lantunan tembang Jawa dan sholawat, membuat hati saya trenyuk mendengar,” ungkap Laura.
Sementara itu, Enang Hariono, Kepala Petugas Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur UPT Pelayanan Sosial Panti Jompo Tresna Werdha menjelaskan, jika saat ini penghuni panti ada sekitar 140, terdiri dari 64 perempuan dan 76 laki laki.
Pantauan petisi.co, ternyata penghuni Panti Jumpo bukan hanya warga dari kalangan ekonomi bawah, namun juga dari kalangan atas. Seperti halnya Yanto Suyono (79), kakek asal Pasuruan yang mempunyai 4 anak yang sukses menjadi seorang perwira tinggi di kepolisian RI, juga tinggal di Panti Jumpo tersebut.
Yanto mengaku memilih tinggal di Panti Jumpo, ingin mandiri dan tidak mau merepotkan anak, menantu serta cucunya.
“Meski hanya satu tahun sekali disambangi, tapi saya tetap memilih menetap di panti jompo sini, lebih bebas dan senang tidak merepotkan mereka,” ulas mbah Suyono.
Siang dan malam sambung Yanto, di bulan Ramadan ini, Yanto mendoakan, anak-anak dan cucu sukses dan terkabulkan segala cita-citanya. (yud)
