Impian Kunto Ukir Rekor Guinnes World Record Gebuk Drum di Trailer Terkubur

oleh -43 Dilihat
oleh
Kunto menunjukkan lembaran surat Mabes Polri

SURABAYA, PETISI.CO – Impian drumber kondang, Kunto Hartono mengukir Guinnes World Record terpaksa harus dikubur sementara. Rekor dunia menggebuk drum di atas truk Trailler dari Surabaya, Solo, Semarang, Jakarta dengan jarak 800 Km lebih itu ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Faktor keamanan menjadi salah satu pertimbangan Mabes Polri untuk menunda pelaksanaan kegiatan tersebut. Meski kegiatan ini bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di forum internasional.

“Intinya rekor dunia harus ditunda dengan pertimbangan keselamatan karena menggunakan kendaraan truk trailer terbuka. Mabes Polri mempertimbangkan faktor keamanan,” kata Kunto kepada wartawan di Surabaya, Selasa (9/4/2019).

Surat pembatalan tertuang dalam lembar disposisi Mabes Polri yang diterima Kunto, Selasa (9/4/2019) pukul 8 pagi. Pembatalan ini terbilang mengejutkan. Sebab, pada Senin (8/4), Mabes Polri telah mengeluatkan surat perintah pengawalan kegiatan tersebut.

Dalam surat perintah itu, juga disebutkan nama dua petugas patwal, yakni Ipda Sumardi dan Aiptu Juni Sutopo. Keduanya berangkat dari Jakarta, Senin malam dan tiba di Surabaya, Selasa pukul 7 pagi.

“Baru jam 7 pagi tadi, kedua patwal dari Mabes Polri itu tiba di Surabaya. Tiba-tiba satu jam kemudian, saya menerima surat lembar disposisi Mabes Polri yang intinya penundaan Guinnes World Record,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 5 April, Kunto juga menerima surat tanda terima pengajuan permohonan izin dari Mabes Polri. Kunto mengajukan permohonan izin menggelar The Longest Drumming of Trailer pada 5 Pebruari 2019.

Awalnya, tekor dunia menggebuk drum di atas truk Trailler dari Surabaya, Solo, Semarang, Jakarta dilaksanakan 8-19 April 2019. Lalu diundur 9 April 2019 dengan start pukul 15.00 WIB dari Surabaya.

Kunto telah melakukan persiapan matang. Selain mengurus teknis dan non teknis, Kunto perlu melakukan survei medan lebih dulu. Survei medan mulai dilakukan pada Sabtu (2/3/2019), dengan menggunakan mobil pribadi.

Rute yang dilalui dalam survei ini Surabaya, Solo, Semarang dan Jakarta. “Survei ini bagian dari syarat untuk membuat rekor dunia. Ini tidak mudah, karena itu saya harus koordinasi terus dengan pihak Guinnes World Record yang bermarkas di London, Inggris,” jelasnya.

Dia menyadari betul faktor keselamatan yang menjadi pertimbangan Mabes Polri. Apalagi, kegiatan ini membawa nama bangsa dan negara. Sehingga, persiapan matang perlu diperhatikan semua pihak.

“Setelah saya pikir dampak seperti apa, akan tidak baik bagi kami jika memaksakan diri. Ini kegiatan rekor dunia. Bukan asal entertainment saja. Banyak hikmah yang saya ambil dari rencana rekor dunia yang tertunda ini,” paparnya.

Meski ditunda, Kunto berharap kegiatan ini tetap diadakan. “Mungkin setelah pilpres akan bisa diagendakan lagi, sambil melakukan persiapan yang lebih matang. Saya terimamasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam kegiatan saya ini,” katanya.

Pria berusia 43 tahun berambut panjang putih itu, tercatat sudah dua kali meraih penghargaan Guinnes World Record. Penghargaan pertama Drumming Marathon 74 jam pada 29 Desember 2003-1 Januari 2004. Kedua, Drumming Marathon 122 jam 25 menit pada 27 Desember 2011-1 Januari 2012. (bm)