Jember Adalah Satu dari 16 Kabupaten yang Disusupi Paham Terorisme

oleh -45 Dilihat
oleh
Direktur Pencegahan Deputi 2 BNPT, Brigjen Pol Hamli dan Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo saat di wawancari.

JEMBER, PETISI.CO – Penyebaran ideologi radikal yang memperbolehkan aksi kekerasan sudah mulai menyusup ke wilayah kabupaten dan kota, termasuk Kabupaten Jember.

“Jember menjadi satu dari 16 kabupaten yang menjadi daerah yang telah disusupi paham terorisme,” ujar Direktur Pencegahan Deputi 2 BNPT, Brigjen Pol Hamli Kamis (6/7/2017) saat solialisasi pencegahan terorisme yang diselenggarakan Polres Jember.

Menurut Hamli, kecenderungan perkembangan ideologi radikal itu berada di lembaga perguruan tinggi dan menyasar para mahasiswanya, bahkan pondok pesantren.

“Bukan hanya perguruan tinggi saja, namun sebagian kecil pondok pesantren dan perorangan di masyarakat yang mulai dimasuki aliran yang menghalalkan jihad dengan cara kekerasan tersebut,” ujarnya.

Namun masyarakat tidak usah khawatir, lanjut Hamli, karena polisi insyaallah bisa melakukan pencegahan dan penindakan, tentunya bersama-sama masyarakat.

“Kami sangat yakin selama semua unsur di daerah, seperti pemerintah, perguruan tinggi, pesantren, dan masyarakatnya kompak menolak paham radikal tersebut, maka faham itu dapat dicegah,” ungkapnya.

Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo menjelaskan, ada dua pola penanganan yang dilakukan kepolisian dalam mencegah maupun memberantas terorisme.

“Yang pertama pendekatan dengan soft approach atau pendekatan lunak, yang kedua adalah hard approach atau tindakan tegas dengan menangkap pelaku teror.”

Namun, lanjut Kusworo, konteks soft approach, kepolisian lebih mengutaman tindakan pencegahan agar paham radikal tersebut tidak berkembang di masyarakat.

“Jadi sifatnya lebih ke pencegahan. Salah satunya dengan melakukan deradikalisasi dan kontra radikalisme, ini yang akan kami lakukan,” tambahnya.

Solialisasi tersebut menghadirkan sejumlah elemen masyarakat, yaitu pondok pesantren, pimpinan perguruan tinggi di Jember, perwakilan organisasi masyarakat seperti GP Ansor, NU dan Muhammadiyah, serta organisasi kemahasiswaan di semua kampus yang ada di Jember.

“Kami menghadirkan semua elemen ini, guna mengantisipasi, sehingga jangan sampai faham faham radikal tidak sampai ke pada mereka ataupun menggunakan tempat mereka,” pungkasnya.(yud)