Kanwil Kemenkumham Jatim Ikut Berduka

oleh -36 Dilihat
oleh
Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati saat menyematkan pita hitam secara simbolis kepada Haris Nasarudin. Pita tanda belasungkawa itu diletakkan di lengan sebelah kanan, Senin (14/5/2018)

Sepekan Kenakan Pita Hitam

SURABAYA, PETISI.CO – Peristiwa pengeboman tiga Gereja di Surabaya pada Minggu pagi (13/5) seolah menjadi awan hitam yang menyelimuti seantero negeri. Peristiwa itu tentunya masih menyisakan duka yang mendalam. Baik bagi korban, keluarga maupun seluruh masyarakat Indonesia. Kanwil Kemenkumham Jatim menunjukkan rasa empati kepada para korban dengan mengenakan pita hitam selama sepekan mendatang.

Penyematan pita hitam itu dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati. Sebagai pembina apel, Kakanwil menyematkan pita secara simbolis kepada Komandan Apel Haris Nasarudin. Pita tanda belasungkawa itu diletakkan di lengan sebelah kanan.

Langkah ini diikuti seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenkumham Jatim. Usai mengenakan pita, Kakanwil mengajak peserta apel untuk mengheningkan cipta. Suasana hening itu berlangsung selama satu menit. “Ini sebagai tanda bahwa kami juga berkabung sekaligus mengenang para korban yang gugur karena bom di Surabaya,” ujarnya, Senin (14/5/2018).

Menurut Ibu Susy, peristiwa tersebut sudah menodai nilai-nilai kemanusiaan yang ada. Sehingga membuat siapapun terhenyak. Untuk itu, beliau dengan tegas menyatakan mengutuk perbuatan yang menyebabkan belasan orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka itu. “Apalagi peristiwa ini terjadi di Surabaya yang selama ini terkenal aman dan damai,” tuturnya.

Kakanwil juga menyampaikan empati sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarganya. Dia menghimbau agar ASN Kanwil Kemenkumham Jatim tidak menyebarluaskan apapun berkaitan aktivitas pengeboman. Baik itu, foto, video ataupun berita yang tidak jelas sumbernya. Karena apa yang ada, belum tentu benar. Malah punya potensi untuk membuat emosi dan akhirnya melakukan tindakan negatif. Langkah itu, lanjut Ibu Susy, juga berpotensi menimbulkan ketakutan.

“Padahal kita tidak takut, untuk itu mari menyebarkan motivasi saja,” ajaknya. “Pita ini sekaligus sebagai bentuk dukungan kepada pihak yang berwajib untuk tetap gigih memberantas kelompok-kelompok radikal,” imbuhnya.

Ibu Susy juga mengajak untuk segera move on. Sambil tetap waspada. Terutama ketika ada orang yang mencurigakan, untuk segera dilaporkan ke pihak berwajib. Pesan khusus juga dilayangkan kepada divisi pemasyarakatan agar meningkatkan kewaspadaannya. Terutama bagi Lapas/ Rutan yang memiliki warga binaan kasus teroris. Saat ini, ada 40 warga binaan kasus teroris yang tersebar di 17 Lapas/ Rutan di Jatim. “Ada yang sudah kembali ke NKRI, namun masih banyak pula yang masih harus dibina secara intensif agar segera sadar,” urainya.

Rencananya, pita tersebut akan dikenakan selama sepekan kedepan. Tiap-tiap Unit Pelaksana Tugas (UPT) juga akan melakukan hal serupa. Tidak hanya dipakai, tetapi juga mengajak masyarakat luas untuk berempati juga. “Tolong tetap digunakan. Jika ada yang bertanya apa artinya pita hitam yang kita kenakan, tolong jelaskan,” tutupnya. (kur)