Kibarkan Bendera Raksasa, Desa Adat Jimbaran Tolak Reklamasi Teluk Benoa

oleh -50 Dilihat
oleh
Pengukuhan Desa Adat Tolak Reklamasi Teluk Benoa

DENPASAR, PETISI.CO – Desa Adat Jimbaran menegaskan sikapnya untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Desa Adat Jimbaran merupakan Desa Adat yang berhadapan langsung dengan Teluk Benoa dan merupakan salah satu wilayah yang akan terdampak jika reklamasi Teluk Benoa dipaksakan.

Pengukuhan sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa oleh Desa Adat Jimbaran dilakukan dengan menggelar aksi pemasangan baliho dan orasi pengukuhan sikap Desa Adat Jimbaran menolak reklamasi Teluk Benoa dilakukan di persimpangan Kali (perempatan antara Jalan Raya Uluwatu I – Uluwatu 2) dengan diiringi Tabuh Adimerdangga.

Setelah pemasangan, massa aksi bersama-sama longmarch menuju Quary land Jimbaran, Kuta untuk melakukan pembentangan bendera raksasa 25 x 25 meter dari atas tebing sebagai wujud keteguhan sikap sikap Desa Adat Jimbaran menolak reklamasi Teluk Benoa, sekaligus meggelar konser musik. Aksi penolakan reklamasi berlangsung sejak pukul 16.00 sampai selesai.

Bandesa Adat Jimbaran, I Made Budiarta, SH dalam orasinya menegaskan penolakannya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Menurutnya, Desa Adat Jimbaran telah memutuskan penolakan reklamasi Teluk Benoa berdasarkan paruman (rapat) desa adat pada tanggal pada tanggal 28 Januari 2016.

“Desa Adat Jimbaran menegaskan sikap dan akan terus konsisten untuk menolak reklamasi teluk benoa sampai reklamasi Teluk Benoa dibatalkan,” ujar Bendesa Adat yang mewilayahi 13 Banjar Adat tersebut.

Di dalam aksi pengukuhan sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa, Bandesa Adat Jimbaran juga mengumumkan pencabutan surat dukungan reklamasi Teluk Benoa oleh yang dibuat oleh Bendesa Adat Jimbaran terdahulu tertanggal 11 April 2015.

Dukungan tersebut dibuat tanpa melalui mekanisme yang berlaku di desa adat termasuk dibuat secara diam-diam tanpa sepengetahuan masyarakat.

“Dengan tegas kita cabut dan batalkan surat dukungan tersebut dan hari ini kita tegaskan Desa Adat Jimbaran menolak reklamasi Teluk Benoa,” tegasnya.
Di Quary Land, jelang pengibaran Bendera Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa berukuran 25×25 meter, Bendesa Adat Jimbaran dengan didampingi Bandesa-Bandesa adat lain yang tergabung di dalam Pasubayan menyerukan agar tidak ada upaya-upaya untuk menurunkan bendera tolak reklamasi dan juga menghentikan aksi-aksi tolak reklamasi Teluk Benoa.

“Jika ada upaya untuk menurunkan bendera tolak reklamasi Teluk Benoa dan menghentikan aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa maka mereka akan berhadapan dengan desa-desa adat yang tergabung dalam Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi,” ujarnya.

Bendera Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa berukuran raksasa dikibarkan di tebing Quary Land, Jimbaran pada pukul 19.00 wita merupakan simbol keteguhan sikap untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

Pengibaran bendera tersebut selain diiringi oleh alunan musik tradisional Bali juga dibuka oleh letusan kembang api.

Di dalam sambutannya usai pengibaran bendera, Bandesa Adat Jimbaran juga menegaskan jika hal yang terpenting untuk menghentikan rencana reklamasi Teluk Benoa adalah sikap tegas pemerintah. Pemerintah harus bersikap tegas dan mendegarkan aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa yang disuarakan oleh Desa Adat di Bali.

“Perpres 51 tahun 2014 harus segera di batalkan,” pungkasnya.

Selain sambutan dan orasi dari bendesa adat jimbaran, orasi juga disampaikan oleh Bendesa Adat lain yang hadir di dalam pengukuhan sikap tersebut, salah satunya oleh Bendesa Adat Ketewel, Gianyar, I Wayan Loci.

Dalam orasinya, selain membakar semangat warga yang hadir dalam aksi untuk terus berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa ia juga menyerukan agara warga yang hadir untuk menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa dengan damai.

”Tetap damai tidak terprovokasi karena perlawanan akan jalan terus,” ujarnya.

Malam hari usai pengibaran bendera Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa, pengukuhan sikap Desa Adat Jimbaran tolak reklamasi Teluk Benoa dilanjutkan dengan panggung seni dan konser musik tolak reklamasi Teluk Benoa. Di atas panggung alami secara bergantian dipentaskan Fragmentari Jimbaran Tolak Reklamasi Teluk Benoa, penampilan lawak bali (bondres) Inguh dan Lenju.

Sementara panggung musik dimeriahkan oleh penampilan Marjinal salah satu band punk berasal dari Jakarta. The Dissland, Rastafara Cetamol, Garden Grove, The Bullhead. Kemeriahan penampilan Marjinal mengakhiri aksi pengukuhan sikap Desa Adat Jimbaran dan panggung seni tolak reklamasi Teluk Benoa.(kev)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.