Lestarikan Tradisi Leluhur, Warga Wonorejo Manukan Kulon Gelar Tegal Deso

oleh -245 Dilihat
oleh
Foto bersama usai acara tegal desa

SURABAYA, PETISI.CO – Sedekah Bumi atau Tegal Deso adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan masyarakat, dalam mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dilaksanakan di kampung Wonorejo, RW XV Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Minggu (24/9/2017).

Di Kota Surabaya wilayah barat, kegiatan tegal deso masih banyak dijumpai di berbagai kampung, hal ini membuktikan bahwa tradisi budaya sedekah bumi (tegal deso) ini masih banyak dilaksanakan di kalangan masyarakat desa.

Kali ini Kampung Wonorejo, menggelar acara tegal deso, sebagai bentuk rasa syukur warganya, atas segala nikmat dan keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Pantauan di lokasi, ratusan warga Wonorejo datang berbondong-bondong, sambil membawa tumpeng dan juga berbagai makanan lainnya, khususnya polo pendem (ubi jalar, singkong, mbote, tales) yang merupakan hasil bumi, dan bermacam-macam buah, semua sajian makanan dikumpulkan di Aula Balai RW XV setempat.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Lurah Manukan Kulon Drs. Misbahal Munir, M.Si,  Bhabinkamtibmas Polsek Tandes Bripka Johan, Bhabinsa Koramil Tandes Serma Winarto, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan seluruh warga masyarakat.

Kegiatan sedekah bumi atau tegal deso ini, mencerminkan nilai rasa kebersamaan dan kegotong-royongan yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh masyarakat Kampung Wonorejo, dengan bersama-sama saling berbagi.

Salah satu tokoh masyarakat, Nanang Ketua RT 1 Wonorejo saat di lokasi mengaku, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur kita semua kepada Allah SWT,  yang telah memberikan segala nikmat dan rejeki yang berlimpah, keselamatan dan juga kemakmuran kepada kita semua.

“Kegiatan ini sudah menjadi satu kewajiban bagi warga di kampung Wonorejo ini,” ujarnya.

Selain dari rasa syukur atas nikmat dan keselamatannya kampung dari mara bencana, kegiatan tegal deso ini juga sebagai bentuk masyarakat Wonorejo untuk dapat melestarikan salah satu tradisi atau budaya yang ada di Indonesia.

“Yah, paling tidak, kita bisa kumpul bersama, dalam menjalin rasa kebersamaan, dengan berdo’a bersama dan makan bersama,” tambah Nanang.

Sementara, Lurah Manukan Kulon Drs. Miftahal Munir, M.Si, mengatakan, kegiatan sedekah bumi atau tegal deso ini harus tetap diadakan, sebagai bentuk kebersamaan dan semangat kegotong royongan.

“Sedekah bumi atau tegal deso ini adalah merupakan suatu tradisi dari pendahulu kita, yang perlu kita lestarikan dan kita pelihara, dan juga sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa,” tuturnya.(bah)