Pemberdayaan Masyarakat dengan Belajar Membatik

oleh -94 Dilihat
oleh
Warga sedang belajar mencanting.(sof)

MOJOKERTO, PETISI.CO  Untuk mengatasi jumlah pelamar kerja yang terus meningkat, khususnya dari warga sekitar, PT. Putra Restu Ibu Abadi Deda Lakardowo, Kabupaten Mojokerto melaksanakan sosialisasi keterampilan membatik, Sabtu (7/10/2017).

Acara yang dilaksanakan di gedung baru dihadiri oleh 66 warga, tamu undangan dari Institut Seni Indonesia Surakarta(ISI), 2 Guru Pengajar Seni Rupa dari wilayah Gondang dan Pacet.

Dalam sambutannya, Prima Yustana, S.Sn, MA dari ISI menyampaikan, di era ekonomi kreatif sekarang ini kita dituntut untuk mampu menciptakan desain yang berkwalitas tinggi.

Menurutnya, simpul ekonomi kreatif yakni peran akademisi, pelaku bisnis, comunitas (kelompok), peran pemerintah dan media seharusnya terus beriringan.

“Ekonomi kreatif dapat berjalan kalau 5 elemen dapat berjalan dan saling menunjang,” jelasnya.

Sementara itu Luluk Direktur perusahaan ketika ditemui menyampaikan, pihaknya kedepan akan berusaha memberikan bantuan agar warga Lakardowo dapat berkarya di bidang kerajinan.

Pihaknya berharap, kerajinan membatik ini nantinya dapat berkembang dan menjadi salah satu penopang ekonomi kerakyatan bagi warga Lakardowo.

“Batik adalah sebagai warisan dunia, ini sudah mendapat pengakuan dari Badan Internasional PBB yakni UNESCO, untuk itu mari kita bersama ikut melestarikan budaya leluhur dan mengembangkan sesuai kultur alam di sekitar kita,” tambahnya.

Tidak hanya itu, ekonomi kreatif lainnya juga akan segera di sosialisasikan kepada warga sekitar. Seperti kerajinan dengan bahan baku dari pohon bambu dan kerajinan cetak batu bata merah.

Terpisah, Muji perwakilan perusahaan juga menambahkan, mengenai ide kreatif pihaknya mempercayakan kepada Bapak Sucipto sebagai ahli batik dan Guru Pengajar Seni Rupa di SMA Gondang.

“Selain Pak Cip, ada juga Mas Arif yang mahir di dunia seni,” katanya.

Diharapkan di tangan kedua orang ini nantinya industri batik di wilayah Lakardowo bisa terus berkembang. Sekar jagat Lakardowo menjadi nama icon batik warga Lakardowo. Pihaknya berjanji akan membantu menjembatani mengenai keperluan sarana prasarana yang diperlukan.

Menurutnya, jika para peserta ingin maju ini sangat tergantung dari seberapa besar niat dari pribadi masing-masing.

Dalam kegiatan ini perusahan akan membantu menyiapkan keperluan dalam aktivitas pemberdayaan batik. Mengenai tahapan sosialisasi membatik, Sucipto dalam paparanya menjelaskan, untuk hari pertama peserta akan diperkenalkan motif batik. Selanjutnya akan dilatih membuat patron (mal) sebelum nantinya akan dipindah ke kain.

“Ada tahapan awal yakni mengerti dan menghargai karya seni, tentunya disini akan ada kreativitas, ketelitian dan ketelatenan (sabar),” ungkapnya.

Tahapan pengenanalan, kata Sucipto, sedikitnya ada 25 pertemuan selanjutnya para peserta akan diajak langsung ke pengerajin yang berada di wilayaah Solo Jawa Tengah.”Saya itu senang kalau ada peserta yang belum bisa, sebab nantinya akan menghasilkan gambar yang eklusif,” terangnya.

Jadikan karya batik warga Lakardowo ini nantinya sebagai identitas yang kuat bagi mayarakat Lakardowo.

Ajine diri soko lati, ajine rogo soko busono, orang akan lebih dihargai jika memakai pakaian yang sesuai, demikian juga warga Lakardowo seharusnya dapat menciptakan batik yang motifnya asli dari sini dan nantinya Lakardowo akan lebih dikenal oleh masyatakat,” paparnya.

Selanjutnya terpisah, Arif Seyiawan menerangkan tentang bagaimanan membuat batik, Menggambar, mencating dan mewarna kain. Menurutnya, model batik dapat dibedakan menjadi beberapa yakni batik cap, printing malem (sablon) dan tulis.

Dari beberapa model batik, ada kelebihan dan juga kekurangan seperti pada Batik Cap motifnya akan sama namun keungulannya lebih cepat pengerjaanya. Kalau model Printing Malem juga pengerjaannya lebih cepat hasinya seperti batik tulis. (sof)