Pemkab Bondowoso Berencana Bangun Gedung Baru di RSUD dr Koesnadi

oleh -93 Dilihat
oleh
Bupati Salwa Arifin bersama Wakilnya, Irwan Bachtiar Rahmat, saat rapat koordinasi dengan RSUD dr. Koesnadi

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, kembali merencanakan untuk pembangunan gedung baru di  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Koesnadi.  Tujuannya, agar Bondowoso memiliki rumah sakit yang lebih representatif. Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut, Rp. 154 miliar.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, usai mengikuti rapat koordinasi dengan pihak rumah sakit tersebut.

Menurutnya, untuk pembangunan yang baru ini, di dalam rapat sudah disebutkan, bahwa  persentasi dengan direksi RSUD dr. Koesnadi Bondowoso,  ada dua opsi yang ditawarkan. Diantaranya, merehab gedung yang sudah ada atau membeli lahan untuk membangun master plan.

“Di dalam rapat tadi, kita mendengarkan pemaparan dari para direksi. Utamanya mengenai pelayanan dan rencana pembangunan gedung baru yang sangat representatif,” tutur Irwan, Senin (25/3/2019) di Aula RSUD dr. Koesnadi Bondowoso.

Saran kami, lanjut dia, lebih baik beli tanah baru, membangun tempat yang baru, agar tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit yang ada ini. Pada tahun 2020 yang akan datang, Pemkab sudah mengadakan lahan yang diinginkan.

“Rapat kali ini memang sengaja kita lakukan karena  ingin sekali mempunyai rumah sakit representatif,” katanya.

Sementara Soeharto, atau Plt Direktur RSUD dr. Koesnadi Bondowoso,  menerangkan, bahwa pihaknya selama ini mendapatkan keluhan perihal pasien yang tidak mendapatkan tempat,  lantaran sebagian sudah penuh. Oleh karena itu, muncul dua alternatif, yakni melakukan bongkar aset bangunan atau membeli lahan yang baru untuk kemudian membangun RSUD. dr. Koesnadi.

Akan tetapi, kata Soeharto, jika hendak bongkar aset, pihaknya hanya bisa melakukan pembangunan gedung lantai bertingkat. Sebab, pembangunan di RSUD  tidak boleh membangun ke samping. Alasannya, saat melakukan pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pada ruang terbuka hijau di rumah sakit ini sudah 20 persen.

“Kalau bongkar aset itu lama sekali ya,” ujarnya.

Soeharto juga mengakui, bahwa bongkar aset ini tidak mudah. Mengingat, aset di rumah sakit berasal dari berbagai sumber. Tentu juga harus melalui berbagai sumber. “Yang disarankan oleh  Wabup Irwan, tadi itu kami setuju, karena itu salah satunya  alternatif. Ya lebih murah beli lahan baru saja”ungkapnya.

Tak hanya itu, Plt. RSUD dr. Koesnadi tersebut, juga menerangkan, bahwa persentasi bersama Bupati Bondowoso, Salwa Arifin dan Wabup Irwan, ini tujuannya untuk mendapatkan saran terkait sumber pembiayaan juga.

“Karena itulah kami tadi minta saran, alternatif-alternatif sumber pembiayaan. Misalnya mencari dana dari pusat. Karena kalau tidak begitu bisa off out date.Nantinya, kita bagi-bagi, mana yang dari pusat, APBD I dan ABPD II,” ujarnya.

Lebih jauh seraya mengatakan, realisasi ini bisa dilakukan 2-3 tahun ke depan. “Belum tahun ini,” pungkasnya.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.