Perum Perhutani KPH Jember Kembangkan Wisata Sinergi dengan Pemkab Jember

oleh -89 Dilihat
oleh
Jajaran Perum Perhutani KPH Jember bersama Bupati
Bersama   LMDH

JEMBER, PETISI.CO – Dalam rangka menyerahkan sharing produksi hasil hutan kepada masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan membangun wisata. Perum Perhutani KPH Jember  melalui kunjungannya, menemui Bupati dr. Hj. Faida. MMR di pendopo Wahya Wiwaha Graha pada Rabu (20/2/2019).

Rombongan Perhutani Jember dipimpin langsung Kepala Perum Perhutani KPH Jember Rukman Supriatna S.Hut. MM. menemui bupati .

Kepada Bupati,  Rukman menyampaikan rencana penyerahan  sharing produksi kayu dan getah pinus kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Nilainya sebesar Rp 1,060  milyar.

Rencananya penyerahan itu akan dibarengkan dengan peluncuran Wisata Kampung Durian – Kopi Rengganis.

Wisata Kampung Durian ini bisa dikembangkan karena ada potensi luar biasa. Sedikitnya ada 2.700 dalam kawasan hutan. Ditambah sekitar 7.000 lebih yang berada di kawasan penduduk. Juga ada potensi kopi.

Selain wisata Kampung Durian dan air terjun Rengganis di Desa Pakis juga akan dikembagkan sebagai obyek wisata.

Pengembangan wisata ini akan dikkoordinasikan lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata dan akan bekerjasama dengan LMDH setempat.

Juga akan melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan terkait pengembangan durian dan kopi.

Puslikoka juga akan dilibatkan untuk kemasan kopi dan pengharum ruangan yang berasal dari kopi.

Di wisata itu akan dibangun gazebo untuk wisatawan menikmati durian, spot selfie, gapura.

Rukman menyebut rencana itu adalah langkah awal untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Jember.

“Semoga rencana kegiatan ini dapat membawa kebaikan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Menurut Bupati, rencana itu merupakan hal positif dan sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu LMDH harus tumbuh bersama Perhutani. Bupati juga sangat mendukung tersebut.

“Untuk pengembangan wisata air terjun, karena saya tidak tahu konsepnya atau paparanya, karena ini juga melibatkan masyarakat jadi urusan kedepan, saya tidak ingin ada konflik-konflik di wilayah Perhutani maupun di wilayah Pemerintah Daerah, sehingga saya belum berani meresponya,” tutur Faida.

”Saya tidak ingin  hanya sekedar ceremoni saja, karena Pemkab serius Perhutani juga serius jadi semua harus serius. Ceremoni sebenarnya penting untuk pemanasan untuk sosialisasi, namun demikian saya ingin sesuatu yang matang,” terangnya.

Lebih lanjut Bupati memberikan masukan agar rencana lebih matang. “Jika potensinya empat jangan dijadikan satu. Destinasi wisatanya dapat dipisahkan sendiri-sendiri,” ujarnya.

“Jadi kampung durian sendiri, kampung kopi, air terjun Rengganis sendiri. Dan, karena disana kampung Pakis dapat diangkat tentang pakisnya,” lanjut bupati.

Bupati berharap Kampung Durian lebih disiapkan lebih baik. Konsep dan alurnya harus dimatangkan, agar masyarakat tahu perannya.

“Karena fokus utamanya pada masyarakat yang puas atau masyarakat yang kecewa,” tuturnya. “Diperlukan satu sinergi yang matang,” lanjutnya.

Perbaikan rencana itu juga terkait retribusi pemerintah. Bupati tidak ingin timbul masalah dikemudian hari akibat belum tertata dengan baik.

Untuk sharing produksi hasil hutan, bupati menyatakan hal ini sudah sangat baik.(eva)