Pilpres 2019, Darmin Nasution Layak Jadi Cawapres Jokowi

oleh -96 Dilihat
oleh
Diskusi "Diskursus Ekonomi Kerakyatan dan Pilpres 2019" yang diselenggarakan oleh Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) di Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO -Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan maju sebagai Calon Presiden (Capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Banyak pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat, siapa tokoh yang dipandang layak menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) sebagai pendamping Jokowi?

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman memiliki pandangan. Dia menilai cawapres Jokowi sebaiknya berasal dari sosok teknokrat independen yang memahami ekonomi secara lengkap, teruji dan bervisi kerakyatan.

Sosok tersebut, salah satunya adalah Menko Perekonomian Darmin Nasution. “Darmin adalah ekonom yang memiliki latar belakang ekonomi beraliran heterodoks yang melihat pentingnya kapasitas dan peran negara dalam untuk menjaga sustainabilitas ekonomi pasar,” kata Airlangga pada acara diskusi “Diskursus Ekonomi Kerakyatan dan Pilpres 2019” yang diselenggarakan oleh Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) di Surabaya, Selasa (10/7/2018).

Menurutnya, Darmin Nasution adalah sosok ekonom yang lengkap, berkarakter dan otonom. Program ekonomi bervisi jangka panjang Jokowi seperti infrastruktur akan diperkuat dengan kebijakan ekonomi yang inklusif berorientasi pemerataan seperti halnya reforma agraria dan bantuan kesehatan serta pendidikan.

“Pandangan dan pengalamannya di sektor ekonomi perbankan maupun sebagai menko ekonomi bersikap bahwa sektor perbankan harus peka terhadap sektor UKM, problem disrupsi ekonomi dan perang dagang AS dan China harus dihadapi dengan penciptaan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan penyerapan angkatan kerja, serta dukungan tata kelola ekonomi kerakyatan yang dapat melengkapi kebijakan pro infrstruktur yang sudah dilakukan oleh Jokowi,” ujarnya.

Selain Darmin, lanjutnya, yaitu Ketua Umum DPP PPP, Romahurmuziy. Dia adalah figur ketua partai yang memiliki basis politik suara Islam santri yang kuat, dan nilai plus lainnya adalah dia termasuk figur politisi yang dekat dengan aspirasi dan ekspresi kalangan milenial. Romahurmuziy juga memiliki kesadaran untuk merumuskan jawaban-jawaban kebijakan di era disrupsi ekonomi yang menekankan pada inovasi kewirausahaan, penguatan dan fasilitasu sektor usaha kreatif maupun pro inveatasi yang dapat menyerap.

“Tenaga kerja Pengalaman dia sebagai pengusaha dan anggota DPR RI yang terbiasa menyelesaikan persoalan ekonomi membuat dia tidak canggung dalam mengelola agenda ekonomi,” tandas Direktur Initiative Institute ini.

Ketiga, sebut Angga, yaitu Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Dia adalah kombinasi dari teknokrat-politisi.

“Sebagai seorang politisi partai Golkar dan Menteri Perindustrian, Airlangga adalah figur yang tahu bagaimana membangun keseimbangan bandul politik sekaligus memahami problem-problem ekonomi yang menjadi tantanan Indonesia ke depan,” jelasnya.

Keempat, di wilayah Gubernur maka Gubernur yang potensial adalah Soekarwo. Dia pemimpin yang mampu mengelola governance yang dapat menjaga harmonisasi relasi eksekutif-legislatif maupun dalam posisi sebagai Gubernur mampu mengelola relasi Provinsi dan kabupaten/kota.

“Pada masa Jawa Timur (Jatim) dibawah kepemimpinan Soekarwo, inovasi kebijakannya banyak yang memperlihatkan komitmen terhadap ekonomi kerakyatan seperti berusaha memberikan kredit lunak pada kalangan petani,” tandas Direktur Initiative Institute ini.

Keempat tokoh tersebut, lanjutnya memenuhi tiga problem tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh Pemerintahan Jokowi. Sebagai Presiden, Jokowi harus mencari pasangan wapres yang dapat menyumbang dukungan elektoral dan dapat membangun kolaborasi kepemimpinan yang sejalan dengan style maupun visi kepemimpinan Presiden selama lima tahun ke depan.(bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.