Proyek Strategis Prioritas Beri Dampak Positif Kesejahteraan dan Perekonomian Jatim

oleh -33 Dilihat
oleh
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Mendagri RI Tjahyo Kumolo hadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2018

Pacu Pembangunan Infrastruktur Ungkit Kesejahteraan

SURABAYA, PETISI.COSalah satu syarat mengungkit kesejahteraan masyarakat adalah dengan memacu pembangunan infrastruktur agar perputaran barang baik yang berasal dari dan keluar Jatim berjalan lancar.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencanca Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur di Grand City, Surabaya, Rabu (12/4/2017).

Terdapat beberapa proyek strategis sebagai prioritas yang dinilai akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan dan perekonomian Jatim. Untuk infrastruktur darat, Pemprov Jatim sedang  membangun jalan tol mulai ujung timur di Banyuwangi sampai barat menghubungkan Jatim dengan Jateng. Secara berurutan akan sedang dibangun jalan tol Mantingan – Kertosono progress 61,04 persen, Kertosono – Mojokerto progress 83,01 persen, Mojokerto – Surabaya progress 79,18 persen, Krian-Legundi-Bunder, Gempol – Pandaan sudah diresmikan sejak 2015, Pandaan – Malang progress 4,03 persen, Gempol – Pasuruan progress 39,65 persen, Pasuruan – Probolinggo progress 18,56 persen, Probolinggo – Banyuwangi. “Dengan demikian khusus jalan tol Mojokerto – Surabaya akan dioperasionalkan satu lajur pada lebaran 2017. Tujuannya agar masyarakat yang ingin mudik bisa mempersingkat waktu, “ ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.

Dalam pembangunan diakui permasalahan yang menjadikan pembangunan belum berjalan optimal, khususya terkait pengadaan lahan tanah wakaf, tanah kas desa, dan beberapa asset pemerintah. Untuk itu, pemecahannya dilakukan melalui penitipan uang pengganti ke kas Negara.”Apabila nantinya diputuskan pengadilan harga naik, pihak pengelola akan memberikan kekurangannya,”ujarnya.

Pemprov Jatim  juga melakukan pembangunan jalan lintas pantai selatan  dengan panjang 676, 82 km yang melintasi Kab. Pacitan, Kab. Tenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab. Jember, dan Kab. Banyuwangi. Saat ini sudah terbangun sektiar 390,92 km atau 57,8 persen, dan yang belum terbangun sektiar 285,9 km atau 42,2 perse. Apabila dihitung, pembangunan jalan lintas selatan masih membutuhkan dana sekitar Rp. 3,961 triliun. Dana akan diperoleh melalui Loan IDB , loan lanjutan dan diusulkan untuk melalui APBN dan sumber pendanaan lain.

Untuk jalur darat Pemprov Jatim juga menyiapkan double track kereta api dimana menghubungkan Jabar – Jatim. Untuk sisi Jatim, jalur double track sepanjang 206 km dengan rute Kedungbanteng – Madiun 56 km, Madiun – Jombang 86 km, Jombang – Wonokromo 64km. Pemprov Jatim juga akan membangun kereta cepat Jakarta – Surabaya, double track  lintas timur Surabaya – Banyuwangi dan jalur kereta Stasiun Sidotopo menuju Bandara Internasional Juanda.

Jalur udara juga akan ditingkatkan infrastrukturnya diataranya melalui pengembangan Airport City Juanda, menjadikan Bandara Internasional Terbatas Abd. Rahman Saleh Kab Malang diusulkan rutenya Malang – Singapura, Malang – Malaysia dan embarkasi haji. Pemprov Jatim juga akan membangun bandara di Kediri karena sudah tersedianya lahan. Tujuan dibangunnya di Kediri adalah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jatim yang terpadu dengan Jalan lintas selatan dan juga meningkatkan potensi pariwisata disekitar Kediri.

Untuk jalur laut, Pemprov Jatim  akan membangun Pelabuhan Paciran terhadap tol laut, pembangunan Pelabuhan Prigi Trenggalek  dimana telah dilakukan persiapan pelaksanaan meliputi update kelayakan dan pembebasan lahan, pembangunan Pelabuhan Tanjung Awar-Awar Tuban, pelabuhan  Probolinggo, Pelabuhan Brondong Lamongan dan Pelabuhan Boom Banyuwangi. Kesemuanya akan meningkatkan konektifitas Jatim dengan daerah lain seperti Kalsel, dan Kalteng.

Perkuat Cengkraman Perdagangan Antar Daerah

Upaya  Jatim dalam meningkatkan pembangunan  di sektor perdagangan terus dilakukan. Salah satunya terus memperkuat perdagangan antar daerah melalui  26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD).

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencanca Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur di Grand City, Surabaya, Rabu (12/4/2017).

Melalui KPD tersebut, lanjut Pakde Karwo sapaan Gubernur Jatim berbagai kegiatan dilakukan. Diantaranya melalui promosi produk unggulan Jatim,  temu bisnis dan  transaksi dagang,  support value chain  komoditi  dalam negeri,  business aggregator dan  market intelligent.

Pada tahun 2016 dilakukan 10 misi dagang yang bertujuan mempertemukan produsen dengan buyer secara langsung di beberapa daerah diantaranya Kep. Riau dengan nilai transaksi Rp. 51,5 miliar, Kalbar dengan nilai transaksi Rp. 19 miliar, Jakarta dengan nilai transaksi Rp. 661 miliar, Kaltim dengan nilai transaksi Rp. 372,8 miliar, Sulsel dengan nilai transaksi Rp. 99,7 miliar, NTB dengan nilai trasaksi Rp. 216,3 miliar, NTT dengan nilai transaksi Rp. 189,7 miliar, Maluku dengan nilai transaksi Rp. 393,8 miliar, Sulut dengan nilai transaksi Rp. 183,5 miliar. Komoditi yang dibawa Jatim diantaranya beras, pupuk, buah dan sayur, bibit, produk olahan mamin, mesin, produk kerajinan. Pada tahun 2017  akan dilakukan misi dagang Jatim di Sembilan tempat diantaranya Jakarta, NTB, Kaltim, Kalsel, Sulteng, Sultra, dan Sumut. “Diharapkan pada tahun ini angkanya semakin besar dibandingkan tahun lalu. “,” jelas Pakde Karwo.

Selain itu, Pemprov Jatim juga memperkuat perdagangan melalui Pameran Terpadu  dengan komoditi unggulan seperti fashion, kerajinan, kulit dan produk kulit, perhiasan, alas kaki, kosmetik , logam, kayu, dan aksesoris.  di beberapa wilayah. Pada tahun 2016 diantaranya di Medan nilai transaksi sebesar Rp. 873 juta, Batam nilai transaksi sebesar Rp. 2,249 miliar, dan Jambi nilai transaksi sebesar Rp. 691,4 juta. Daerah daerah lain seperti  Bengkulu juga menjadi tujuan kegiatan Jatim dengan hasil transaksi sebesar Rp. 741,1 juta, Balikpapan sebesar Rp. 1 miliar, Banjarmasin sebesar Rp. 2,02 miliar, Mataram sebesar Rp. 624,2 juta, Kupang sebesar Rp. 1,38 miliar.“Pada tahun 2017 akan di lakukan Pameran Terpadu serupa di 14 daerah,” ungkapnya.

Pemprov Jatim juga melakukan pengembangan ekspor ke luar negeri diawali dengan peningkatan kualitas SDM IKM yang berorientasi ekspor dan standarisasi produk berorientasi ekspor. Demikian pula, Pemprov juga melakukan promosi atau pameran skala internasional yang tentunay harus berkoordinasi dengan Atase perdagangan 23 negara dan Indonesia Trade Promotion Center di 19 negara. Adapun Negara yang menjadi tujuan promosi diantaranya Rusia, Korea, China, Jerman, Ausralia, Vietnam dan Jepang.

Kinerja perdagangan Jatim sendiri tiap tahunnya mengalami peningkatan khususnya ekspor antar daerah. Pada tahun 2016 kinerja perdagangan Jatim surplus Rp. 100,56 triliun. Untuk kinerja ekspor antar daerah dan luar negeri pada tahun 2016 mencapai Rp. 808,69 triliun dan imporluar negeri dan antar daerah mencapai Rp. 733,42 triliun. (cah/tra)