SURABAYA, PETISI.CO – Lemahnya pengawasan pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, terhadap pekerjaan proyek yang sedang digarap, membuat kontraktor pemenang tender memanfaatkan celah tersebut.
Kesempatan itu dimaanfaatkan, yang tak lain hanya untuk mengais keuntungan yang lebih besar dengan melakukan pekerjaan proyek asal-asalan.
Seperti halnya proyek pembuatan Jalan Baru Kolektor 2 di jalan Kedung Baruk Surabaya, yang dikerjakan oleh PT Sarana Marga Utama (SMU).
Proyek dari dana APBD Surabaya dengan nilai HPS Rp 7.013.498.000,- ini terlihat dalam pengerjaannya, diduga banyak penyimpangan dan tak sesuai dengan aturan standarisasi yang telah disepakati sebelumnya.
Padahal, sudah jelas dalam aturan, semua pekerjaan harus sesuai bestek. Namun fakta di lapangan terlihat pengerjaannya ngawur dan jauh dari yang ditentukan.
Faktanya, pemasangan batu kali yang seharusnya berukuran 15/20 (1pc : 4ps), namun di lapangan banyak batu kali yang berukuran besar langsung dipasang oleh pekerja.
Selain itu, pelesteran drainase terlihat banyak yang sudah rusak, padahal proyek tersebut masih dalam tahap pekerjaan.
Selain itu, pemborong proyek dalam pemasangan U-gutter tidak mengindahkan fungsi trucuk bambu yang berfungsi sebagai penahan U-gutter tersebut. Padahal dalam gambar atau spectek wajib dipasang trucuk bambu.
Terkait adanya pekerjaan proyek yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga Surabaya, Ganjar Siswo Pramono, ketika konfirmasi mengatakan, proyek pembuatan jalan kolektor 2 di jalan Kedung Baruk ini harus sesuai dengan gambar atau spektek yang telah ditentukan.
“Semuanya harus sesuai spektek. Sebelum kita bayar seluruhnya kita akan cek dan semua harus sesuai spectek dan diperbaiki,” kata Ganjar.
Ganjar juga meminta agar pelaksana serius melaksanakan proyek tersebut. Apalagi proyek tersebut masih dalam tahapan pekerjaaan.
“Akhir pekerjaan, kita minta sesuai spesifikasi, jadi para pelaksana harus benar-benar melaksanakan proyek ini sesuai ketentuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Dendy, Dirut PT Sarana Marga Utama ketika dikonfirmasi melalui selularnya menyarankan agar menemui orang-orang yang berada di lapangan proyek itu.
“Silahkan Bapak menghubungi orang lapangan kami, P. Rudik,” tandasnya.
Ketika dipertanyakan kapasitas Rudik di lapangan, hingga berita ini diturunkan Dendy enggan untuk menjawab.(han)