Ratusan Warga Luruk Balai Desa Tolak Pelantikan Perangkat

oleh -103 Dilihat
oleh
Ratusan Warga Luruk Balai Desa Tolak Pelantikan Perangkat

KEDIRI, PETISI.CO – Pelantikan perangkat Desa Nanggungan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Kamis (8/2/2018) diwarnai aksi unjuk rasa.

Ratusan warga meluruk Kantor Balai Desa setempat untuk melakukan protes.

Mereka membawa berbagai poster berisi protes. Diantaranya, Jangan Arogansi. Hentikan Kegaduhan. Tindak Lanjuti Konsultasi ke Mendagri Bahwa Nilai Tinggi Dilantik. Kami Manusia Bukan Boneka Untuk Permainanmu Bu KADES. Tegakkan Hukum Keadilan dan masih banyak lagi. Massa juga berorasi menuntut pembatalan pelantikan.

“Tidak ada artinya tes karena yang dilantik justru dari hasil ujian yang rendah. Kami dibodohi dengan permainan kotor ini. Nilai kami lebih bagus dari mereka yang dilantik. Bahkan, kami peringkat pertama,” kata Dwi Lina dalam orasinya.

Dwi Lina Nindyawati adalah salah satu peserta seleksi perangkat Desa Nanggungan. Dia mendapatkan nilai tertinggi untuk jabatan Kaur Perencanaannya 72,5. Tetapi Kepala Desa setempat Siti Zahrotun justru melantik Nanda Yudho Rahmawati. Padahal nilai hasil ujian Nanda hanya 59,05 dan menduduki peringkat kelima.

Tidak hanya Dwi Lina yang merasa telah didzolimi. Dua teman sesama peserta tes juga bernasib sama. Ialah Asfia’ul Khusaini untuk jabatan Sekretaris Desa. Mahasiswa Universitas Kadiri (Unik) Kediri ini mendapat nilai tertinggi dalam ujian 74,1.

Sementara yang dilantik untuk posisi sekdes adalah Fitri Sandy Anvala, peringkat nomor lima dengan nilai 60,85.

Kemudian Amir Yahya untuk posisi Kaur Umum, hasil tes nya tertinggi 61,75. Namun kepala desa justru melantik Niniek Lisa Rahmawati, peringkat ketiga dengan nilai 59,85. Ketiga peserta tes dengan nilai tertinggi ini bersama warga melakukan aksi menolak pelantikan.

Dalam aksi yang dikawal puluhan aparat kepolisian dan TNI ini sempat ricuh. Warga terlibat aksi saling dorong dengan petugas keamanan. Mereka mendesak Kepala Desa Siti Zahrotun dan perangkat desa keluar dari ruangan untuk menemui massa.

Tetapi kades maupun perangkat desa tidak ada yang keluar untuk menemui. Hingga pelantikan usai, massa masih bertahan di depan balai desa. Pihak keamanan hanya memperbolehkan beberapa orang perwakilan masuk untuk menemui kades. Mereka adalah ketiga peserta tes dengan nilai tertinggi yang digugurkan dan dua orang pendamping.

Pertemuan berlangsung tertutup di ruang kades. Pihak kepolisian tidak mengizinkan wartawan masuk untuk meliput jalannya mediasi. Di dalam forum mediasi itu juga ada Camat Kayen Kidul, Drs. Teguh Kuncahyo.

Untuk diketahui, pengangkatan perangkat desa di 52 desa di Kabupaten Kediri memang meninggalkan polemik. Sebelumnya, aksi protes terhadap pelantikan juga terjadi di Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul. Persoalannya sama, Kepala Desa Baye justru melantik peserta rangking dua, sementara peserta dengan nilai tertinggi digugurkan. (era)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.