Sebanyak 500 Pelajar di Bondowoso Didaulat Menjadi Sistana

oleh -74 Dilihat
oleh
Bupati Bondowoso, Salwa Arifin saat memberikan sambutan pada acara pembentukan Sistana di pendopo kabupaten

BONDOWOSO, PETISI.CO – Sebanyak 500 pelajar di Kabupaten Bondowoso, didaulat menjadi Santri dan Siswa Tanggap Bencana (Sistana).

Pembentukan Sistana tersebut, bertempat di Pendopo Kabupaten dan dihadiri langsung oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin, Senin (20/5/2019).

Bupati Bondowoso, dalam sambutannya menerangkan, bahwa pembentukan Sistana merupakan bentuk upaya dari mitigasi dan kesiap siagaan dalam penanggulangan bencana, yaitu penanganan bencana secara terpadu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) semata.

“Akan tetapi menjadi tangung jawab bersama. Diantaranya, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Di dalamnya, termasuk santri dan siswa,” ujar orang nomor satu di Bondowoso itu.

Salah satu cara, lanjut Bupati, untuk membangun sumber daya manusia yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana, ialah memfasilitasi pembentukan siswa dan santri tanggap bencana.

“Santri dan Siswa yang telah mengikuti kegiatan pembentukan sistana ini, diharapkan menjadi kader relawan tanggap bencana yang dapat mengimplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya,” katanya.

Ia  juga mengharapkan, bahwa pembentukan Sistana itu, bisa memperkuat kapasitas kesiapsiagaan siswa. Sehingga mampu mengenali ancaman risiko di lingkungannya maupun mengelola informasi peringatan dini, memahami rambu peringatan serta mengurangi kepanikan dan ketergesaan saat evakuasi yang menimbulkan korban dan kerugian.

“Nanti pada gilirannya berkontribusi atas keselamatan masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Bondowoso, Kukuh Triatmoko, menjelaskan, bahwa nantinya para pelajar ini akan mendapatkan pelatihan mitigasi dan pengenalan berbagai karakteristik bencana yang terjadi di Bondowoso.

“Paling tidak mereka dengan mengenal karakteristik bencana di sekitarnya itu, mereka mampu untuk melakukan penanggulangan resiko bencana baik kepada dirinya, keluarga maupun pada masyarakat,” jelasnya.

Seraya mengatakan, bahwa kejadian bencana hingga akhir bulan April,  sekitar 47 kejadian. “Dengan bencana yang banyak terjadi diantaranya yakni angin puting beliung, dan banjir,” tandasnya.

Untuk diketahui,  pembentukan Sistana di Bondowoso, telah memasuki tahun ke Lima sejak 2015 lalu. Selain itu, Santri dan Siswa yang ikut serta pada tahun ini berasal dari empat sekolah, yang masing-masing berjumlah 125 orang.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.