Sosialisasikan Nilai-nilai Dasar Bela Negara Melalui Kearifan lokal

oleh -103 Dilihat
oleh
Agus Jui Purnawan, Ketua Tim Percepatan dan Pendampingan Pembentukan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren

Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren

SEMARANG, PETISI.CO – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bekerja sama dengan Konsorsium Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Yayasan Penabulu menggelar Sosialisasi & Lounching Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren dan Pameran Industri di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu sampai Kamis (5-6/12/2018).

Sekitar 99 pesantren yang tersebar di Jawa Tengah serta pelaku industri, perguruan tinggi mengikuti kegiatan ini.

Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan kesepahaman bersama antara LPTNU dengan 7 perwakilan industri dan 7 perwakilan perguruan tinggi untuk mendukung Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren.

Agus Jui Purnawan, Ketua Tim Percepatan dan Pendampingan Pembentukan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren kerjasama LPTNU-Penabulu, mengatakan, kegiatan ini bertujuan  mensosialisasikan bentuk dan persyaratan pendirian Pendidikan Tinggi Akademi Komunitas yang dikelola oleh kelompok masyarakat  atau swasta.

Selain itu, kata Agus Jui Purnawan, kegiatan ini juga untuk meningkatkan komunikasi antara industri dan pesantren yang akan mendirikan Akademi Komunitas.

“Kemudian membangun kesepahaman bersama antara PTN, industri, dan pesantren,” ujarnya di sela acara.

Bahkan, Agus Jui yang juga Ketua Alumni Undar Jombang ini menyebutkan, kegiatan ini juga untuk menyosialisasikan nilai-nilai dasar bela negara kepada masyarakat umum melalui kearifan dan keunggulan lokal berdasarkan Asta Gatra.

Melalui Akademi Komunitas tersebut, menurut Agus Jui,  diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mendorong terwujudnya upaya bela negara masyarakat Indonesia, khususnya santri, dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

“Dengan begitu,  cita-cita negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat tercapai,” ujarnya.

Semua itu, lanjutnya, sesuai dengan inisiatif  “Making Indonesia 4.0” yang diharapkan akan memberikan potensi besar untuk melipatgandakan produktivitas tenaga kerja. Sehingga dapat meningkatkan daya saing global, meningkatkan kemandirian dan ketahanan bangsa, dan mengangkat pangsa pasar ekspor ke pasar global sebagaimana pernah dilonsing Presiden Jokowi beberapa waktu lalu terkait kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0.

Apalagi, Indonesia memiliki belasan ribu pulau dan aneka ragam suku bangsa serta variasi kondisi alam. Kondisi tersebut menjadi pemicu terbentuknya berbagai kelompok atau komunitas dengan ciri dan karakteristik yang beraneka ragam.

Keberadaan berbagai kelompok atau komunitas yang beraneka ragam tersebut ditambah keanekaragaman sumber daya alam merupakan modal yang sangat besar dalam meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.(kip)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.