Usai Ritual Pengobatan Non Medis di Jolotundo, Ada Undangan ke Gunung Tidar

oleh -206 Dilihat
oleh
Gapura pintu masuk Patirtan Jolotundo

Perjalanan Religi Bersama Cak Woto

MOJOKERTO, PETISI.COMobil yang membawa rombongan kecil malam itu seminggu lalu meluncur ke arah barat meninggalkan kawasan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo sekira pukul 21.00 Wib. Tujuannya t ke Patirtan Jolotundo yang terletak di lereng Gunung Penanggungan, tepatnya masuk wilayah Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

Tidak sampai satu setengah jam perjalanan, roda mobil jenis mini bus muat 6 orang ini memasuki areal parkir wisata budaya dan spiritual Patirtan Jolotundo. Ya……kalau mau menghitung, sudah berkali- kali saya datang ke tempat ini, dimulai sejak tahun 1995. Minimal sebulan 1 kali  dan rata rata acara spiritual, baik secara pribadi maupun saat membantu sesama yang sedang dirundung masalah atau penyakit.

Malam itu, datang ke Patirtan Jolotundo untuk membantu sesama yang sedang terganggu masalah sakit. Ya…..seorang  pasien pria  –sebut saja demikian— dari hasil diagnosa metafisika ada petunjuk menderita penyakit yang wujudnya medis namun sejatinya non medis. Sudah berobat secara medis, namun dirasakan belum cukup, sehingga melakukan pengobatan secara spiritual. Sesuai petunjuk, harus datang ke Patirtan Jolotundo.

Akhirnya datanglah ke tempat yang diyakini memiliki aura positif untuk berdoa dan laku spiritual diantaranya  mandi kungkum di patirtan atau kolam yang ada di tempat areal petilasan Raja Medang Kahuripan, Prabu Airlangga ini. Dari hasil petunjuk sebelumnya, penyakit yang diderita pasien wujudnya medis, namun hasil diagnosa gaib menyatakan ada unsur hukuman dari Sang Kholiq.

Orang lain ada yang  menyebutnya karma…..ya penyakit karma, akibat lelakunya yang melanggar dari ketentuan garis larangan Tuhan Yang Maha Esa. “ Loromu kuwi mergo karma soko lakumu dewe sing durung kowe tebus dosone yoiku tobat marang Gusti Ingkang Moho Kuwoso,” Jelas dawuh yang diterima pasien. Dalam kamus pengobatan versi kami, penyakit akibat karma itu adalah penyakit non medis golongan yang paling berat dan sulit pengobatannya.

Cak Woto saat berada di petilasan Syech Subakir di Gunung Tidar, Magelang beberapa bulan lalu

Sekitar pukul 01.00 Wib, ada petunjuk si pasien mulai mandi kungkum dengan niat membersihkan rogo sukmo dari segala dosa yang pernah dilakukan semenjak bahlig hingga saat ini. Niat tersebut harus ditujukan kepada Alloh SWT, dan bagi pasien yang  non muslim doa niat mandi ditujukan kepada Tuhannya sesuai keyakinan masing masing. Kebetulan pasien malam tersebut adalah seorang muslim, setelah mandi kungkum usai , dilanjut melaksanakan sholat tobat nasuha.

Ritual pengobatan malam itu berjalan hampir 3 jam, selama waktu itu ada sejumlah dawuh yang didapat. Satu diantaranya petunjuk mendapat undangan agar datang ke petilasan Syech Subakir di Gunung Tidar Magelang Jawa Tengah. Tentunya dawuh tersebut akan ditindak lanjuti. Diegendakan berangkat ke Gunung Tidar pada  Jumat tangal 20 Oktober 2017. Semoga Alloh SWT meridhoi, sehingga perjalanan menuju ke gunung yang diyakini sebagai pusar Pulau Jawa ini berjalan lancar.

Bagi saya berkunjung ke Gunung Tidar sudah berkali kali, ya sekitar 15 kali. Pertama berkunjung ke sana sekitar tahun 2005- an diawali ada petunjuk agar sowan ke Gunung Tidar. Ternyata setelah datang ke sana, baru tahu bila di gunung yang memiliki ketinggian sekitar 500 meter ini terdapat petilasan Syech Subakir dan Kiai Semar. Dan satu lagi petilasan yang letaknya tidak jauh dari petialasan Syech Subakir yang kami yakini sebagai petilasan Aji Soko. Ya….sampai ketemu di Gunung Tidar….dulur dan pembaca sekalian. Salam iman dan takwa kepada Alloh SWT dan sehat selalu.(suwoto)