23 Wisma di Tambak Asri Disinyalir Beroperasi Esek-Esek Terselubung

oleh -179 Dilihat
oleh
Spanduk penolak warga tentang prostitusi terselubung di wilayahnya

SURABAYA, PETISI.CO – Lokalisasi Kremil, Tambak Asri sudah ditutup lima tahun lalu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, puluhan pemilik wisma disinyalir masih tetap beroperasi esek-esek secara sembunyi-sembunyi alias terselubung.

Sinyalemen tersebut, diungkap Ketua Komunitas Peduli Kremil (KPK), Daniel Lukas Rorong. “Kami mensinyalir masih ada sekitar 23 wisma di Tambak Asri yang menyediakan layanan esek-esek,” tegasnya di Surabaya, Senin (10/12/2018).

Berdasarkan pantuannya, rata-rata praktek prostitusi terselubung yang dilakukan oleh penyedia layanan plus-plus ini berkedok warung kopi, warung pracangan dan kos-kosan. Lokasi wisma tersebut ada di pinggir jalan utama dan ada yang masuk di dalam gang.

Biasanya, para pekerja seks komersial (PSK) ini beroperasi antara jam 1-4 dini hari. Bahkan, ada juga yang sembunyi-sembunyi berpraktek pada siang hari. Mereka menyaru sebagai pengunjung di warung kopi.

“Begitu ada yang pengunjung laki-laki, si mbak-mbak itu langsung mendekati dan menawarkan layanan plus-plus. Tarifnya, bervariasi. Ada yang Rp 100-150 ribu untuk sekali main. Itu belum termasuk biaya sewa kamar yang sudah disediakan di bagian dalam warung kopi tersebut,” ungkapnya.

Prostitusi terselubung ini, tambahnya, kembali muncul sekitar 4 tahun terakhir belakangan. Padahal pemerintah sudah menutupnya secara resmi pada April 2013 lalu. Warga yang tinggal di Tambak Asri, juga menolak keberadaan lokalisasi tersebut.

Sebagai bukti penolakan terhadap munculnya praktek prostitusi di Tambak Asri, dipasang 5 spanduk di sepanjang jalan utama. Spanduk bertuliskan Tambak Asri Bebas Prostitusi, Warga Menolak Prostitusi Terselubung, Stop Prostitusi dan Tolak Prostitusi ini.

“KPK siap bersinergi dengan pengurus kampung setempat (Rukun Warga) yang juga sudah membentuk pokja posko terpadu guna memberantas praktek prostitusi terselubung yang kembali muncul di kawasan Tambak Asri,” tuturnya.

Dukungan serupa diberikan salah satu tokoh masyarakat Tambak Asri, Sudarwati. Dia khawatir, jiwa dan psikologis anak-anak yang bermukim di wilayah Tambak Asri akan terganggu jika keadaan ini tidak segera diatasi.

“Kami berharap agar pihak pemerintah dan pihak kepolisian segera bertindak tegas. Bersama pemerintah, warga Tambak Asri siap membantu memberantas prostitusi terselubung yang kembali muncul di Tambak Asri,” kata perempuan yang juga berprofesi sebagai Kepala Sekolah SD Bina Karya di Tambak Asri ini. (bm)