BONDOWOSO, PETISI.CO – Sebanyak 30 Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP) di Desa Mandiro, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, menerima bantuan alat-alat usaha dari program Jalin Matra, Selasa (23/10/2018). Bantuan tersebut, diserahkan oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin di Kantor Desa Mandiro.
Dalam sambutannya, Bupati Salwa memaparkan, bahwa program Jalin Matra ini merupakan bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Tujuannya, sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan, di Kabupaten Bondowoso. yang jumlah masyarakat miskin mencapai 14 persen.
“Jumlah masyarakat miskin di Bondowoso, mencapai 14 persen. Ini perlu diberdayakan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), termasuk jalin matra ini untuk mengentaskan kemiskinan,” paparnya.
Disamping itu, orang nomor satu di Bondowoso pun mengingatkan agar bantuan yang diberikan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk usaha. “Bukan untuk hal yang konsumtif,” imbuhnya.
Sementara Kepala DPMD Bondowoso, Abdurrahman, menuturkan, bantuan khususnya bidang Feminisasi Kemiskinan, penerimanya semua ibu-ibu yang merupakan kepala rumah tangga. Artinya, bantuan ini diperuntukkan bagi KRTP atau janda.
“Bantuan yang diberikan merupakan bantuan-bantuan peralatan usaha dan ternak. Bantuan ini, disesuaikan dengan permintaan para penerima,” tuturnya.
Dikatakan Abdurrahman, bahwa tim dari tingkat kabupaten hingga tingkat bawah, tidak memiliki kewenangan menentukan bantuan ini.
“Bukan pendamping yang mengusulkan, tapi usul dari para calon penerima bantuan. Jadi penerima bantuan ini diberi kebebasan, dan keleluasaan,” ungkapnya.
Selain itu, ia menerangkan, para penerima tidak menerima uang, tapi berupa barang untuk mengembangkan usahanya. “Nilainya masing-masing Rp 2,5, yang 10 persennya bisa dipergunakan untuk bantuan sembako yang sifatnya konsumtif,”rincinya. Seraya menambahkan, jumlah desa di Bondowoso yang menerima bantuan Jalin Matra dari Pemrov Jatim, selama tahun 2018 sudah mencapai 55 desa. Program Jalin Matra ini, terbagi menjadi tiga, diantaranya, program feminisasi kemiskinan, PK2, dan program kepala rumah tangga sangat miskin.
“Yang menjadi kriteria itu berdasarkan desil. Ada desil 1,2,3. Artinya, desil itu tentang tingkat kemiskinan yang berdasarkan data provinsi. Makanya data-data itu ditetapkan oleh provinsi. Tapi tidak menutup kemungkinan ada perubahan data setelah kita melihat ke lapangan,” pungkasnya.(latif)
