Surabaya, petisi.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjamin ketersediaan stok bahan pangan aman menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Sebagai langkah antisipasi kebutuhan masyarakat, Pemkot Surabaya tak hanya menggelar Operasi Pasar, tetapi juga memperluas program Pasar Murah yang menjangkau seluruh kecamatan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan beras SPHP. Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan para distributor minyak goreng MinyaKita, tepung, dan gula.
“Kami telah berkoordinasi dengan beberapa distributor agar mereka bisa memastikan ketersediaan stok di pasar-pasar,” ujar Dewi, Sabtu (30/11/2024).
Menurut Dewi, meski ada kenaikan harga pada sejumlah komoditas, stok bahan pangan tetap dalam kondisi aman hingga Nataru. Dinkopumdag Surabaya juga terus memfasilitasi kebutuhan pasar dengan menghubungkan distributor.
“Komoditas seperti cabai, bawang merah, bawang putih, telur, dan daging masih mencukupi. Fokus utama saat Nataru biasanya adalah bahan-bahan untuk membuat kue, seperti gula dan tepung,” jelasnya.
Dewi menambahkan bahwa bahan pangan juga tersedia di Kios/Warung TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) yang tersebar di pasar-pasar tradisional Kota Surabaya. Saat ini, terdapat sekitar 40 Kios TPID yang dikelola PD Pasar Surya, di antaranya berada di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru, dan Pasar Tambahrejo.
“Selain beras, kini kami juga menyediakan gula, minyak goreng, dan telur di Kios TPID,” tambahnya.
Sebagai upaya tambahan, Pemkot Surabaya melalui Dinkopumdag akan memperbanyak Pasar Murah di kecamatan-kecamatan. Kegiatan ini juga melibatkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya melalui program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang rutin digelar setiap bulan.
“Pasar Murah sudah rutin diadakan dua kali seminggu, tetapi akan kami tingkatkan lagi. Kami berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kelurahan untuk menentukan titik-titik prioritas yang memerlukan,” tutup Dewi. (dvd)