Alhadad Ungkap Alasan Terima Tawaran Melatih Deltras Sidoarjo

oleh -91 Dilihat
oleh
Mamak Alhadad, pelatih yang kenyang menangani klub di kompetisi Indonesia.

SURABAYA, PETISI.CO – Jarang menjumpai pelatih berlisensi A AFC yang mau menangani klub Liga 3. Berbagai macam alasan membuat mereka enggan menjadi pelatih klub divisi 3 itu.

Namun, tidak bagi M Zein Alhadad. Mantan striker tim nasional (timnas) Indonesia era 80an ini, mau melepas egonya untuk menerima tawaran menangani tim sekelas Deltras Sidoarjo yang tampil di Liga 3.

Pasti banyak penggemar sepakbola menanyakan sikap pelatih yang akrab dipanggil Mamak itu. Padahal kalau mau, cukup banyak klub Liga 1 atau 2 yang ingin meminangnya.

Lalu, apa alasan Mamak mau mengarsiteki Deltras Sidoarjo?. Pelatih legendaris sepakbola Indonesia itu pun, buka suara tentang kesediaannya menangani Deltras yang turun ke kasta kompetisi Liga 3.

“Saya bersedia menangani Deltras karena semata-mata cinta dengan Delta Mania. Saya tertantang untuk meloloskan Deltras ke Liga 2,” ucap Mamak saat berbincang santai dengan petisi.co di kawasan Ampel Surabaya, Jumat (29/4/2022) malam.

Kebetulan saat itu, Mamak diminta oleh petinggi sepak bola di Sidoarjo untuk memenuhi target lolos ke Liga 2. Nyatanya lewat sentuhan tangan dinginnya, berhasil memenuhi target tersebut.

Ketiga petinggi itu, CEO Deltras Amir Burhanudin, mantan Kapolres Sidoarjo Sumardji dan Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh yang asli Sidoarjo.

“Saya berterima kasih kepada ketiga orang tersebut, manajemen Deltras dan suporter atas dukungan dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menangani Deltras dan sukses lolos ke Liga 2,” ungkapnya.

Kini kontrak Mama bersama Deltras sudah selesai. Pasca lolosnya Deltras ke kompetisi Liga 2 nasional, statusnya bebas. “Sudah tidak ada ikatan kerja lagi,” tegasnya.

Bagi Mamak, tak dipakai lagi oleh manajemen Deltras bukan menjadi masalah. Hal itu sudah biasa terjadi dalam sepakbola. Justru dia mendoakan Deltras terus berprestasi.

“Ada sih tawaran klub lain, tetapi saya masih pilih-pilih tawaran klub tersebut. Saya tidak mau sembarangan menerima tawaran. Jika saya merasa cocok dan senang, saya akan siap,” tuturnya.

Mamak memberi contoh ketika menerima tawaran Deltras yang berkompetisi di Liga 3. Tanpa pikir panjang, dia menerima tawaran mengarsiteki Deltras dengan segala fasilitas yang didapatkan.

“Saya punya riwayat panjang dengan Deltras yang pernah saya bawa berprestasi di Copa Indonesia 2008-2009 dan saya terpilih sebagai pelatih terbaik. Itu sudah terjadi pada 14 tahun yang lalu,” ungkapnya.

Dalam sejarah sepakbola Indonesia, Alhadad sukses sebagai pemain maupun pelatih. Baik di tingkat klub maupun timnas Indonesia. Sejarah yang pernah diukir ketika menyelamatkan Persija Jakarta dari jurang degradasi pada kompetisi Liga Indonesia.

“Saat itu, Persija yang ditangani Paolo Camarco nyaris terdegradasi karena 14 pertandingan tak pernah menang. Namun, saat saya diminta menggantikan posisinya mampu membalikkan keadaan,” cerita Mamak.

Sejarah lain yang tak terlupakan ketika Mamak membawa klub ASGS menjadi semifinalis kompetisi Ligina 1 1994. “ASGS menjadi satu-satunya klub tanpa pemain asing lolos ke babak semifinal. Targetnya lolos 8 besar,” kenangnya.

Di tingkat nasional, dia pernah menjadi asisten pelatih asing Peter White dan Aji Santoso di Pra Piala Asia, Asian Games maupun SEA Games. Saat menjadi pemain pun berkali-kali menjadi pemain terbaik dan top skorer bersama Niac Mitra maupun timnas Indonesia. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.