Anggarkan Rp 22 Miliar, Dinas BSBK Bondowoso Akan Bangun Jembatan Dhe’ Pegghe’

oleh -142 Dilihat
oleh
Jembatan Dhe' Pegghe' yang memasuki usia senja masih dilintasi bermacam jenis kendaraan

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui dinas Binamarga Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) berencana membangun Jembatan Dhe’ Pegghe’ yang menghubungkan Kecamatan Tamanan, Tenggarang, Pujer dengan perkotaan.

Jembatan tersebut, memiliki panjang 28 meter melintang di atas sungai Sampean Baru, kondisinya sangat menghawatirkan.

Kepala dinas BSBK Bondowoso, Munandar, menyebutkan, Jembatan Dhe’ Pegghe’ itu, akan dibangun pada tahun  mendatang dengan anggaran Rp Rp 22 miliar. Sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2023.

“Sudah diajukan ke Bappenas. Itupun disetujui, kita tinggal menunggunya,” jelasnya, Jumat (29/7/2022).

Ditanya prihal tahapan untuk persiapan detail engineering design (DED) pembangunan jembatan tersebut?.

Pihaknya enggan sesumbar terkait model pembangunan pelebaran Jembatan Dhe’ Pegghe’ itu.

“Tidak ada model, yang jelas menggunakan beton prategang. Sebab, beton itu merupakan elemen konstruksi yang memiliki daya tahan yang kuat dalam menanggung beban berat diatasnya,” kata Munandar.

Selain itu,  beton prategang juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap tegangan lentur yang terdapat pada struktur bangunan jika dibandingkan dengan beton bertulang.

“Menggunakan beton yang tidak kuat menahan tekanan dan tegangan, tentunya akan membuat struktur bangunan jembatan lebih cepat rusak, dan dapat menimbulkan hal-hal yang membahayakan,” sebutnya.

Pelaksanaan perencanaan teknik DED jembatan tersebut, harus dilaksanakan oleh konsultan yang berkompeten agar dihasilkan laporan data yang teliti dan desain gambar yang akurat serta dapat menjadi acuan pembangunan oleh pihak-pihak terkait.

Sebab, secara garis besar perencanaan jembatan dipengaruhi dengan kondisi geometrik, kogeologi, hidrologi pada lintasan jembatan.

“Di samping pula, umur rencana jembatan,  beban lalu lintas rencana jembatan, kondisi cuaca dan angin lokasi jembatan, daerah gempa lokasi jembatan serta estetika jembatan atau bila di perlukan/jembatan tengah kota,” urainya.

Struktur bangunan jembatan itu namanya akan terbagi menjadi tiga bagian. Diantaranya, bagian utama (Superstructures), struktur bawah (Substructures), dan pondasi.

Struktur atas jembatan yang meliputi trotoar, yakni sandaran dan tiang sandaran, peninggian trotoar (Kerb), Slab lantai trotoar, Slab lantai kendaraan, gelagar (Girder),  balok diafragma, ikatan pengaku (Ikatan Angin, Ikatan Melintang), dan tumpuan (Bearing).

Struktur bawah jembatan meliputi, Abutment, Back Wall, Wing Wall, Approach Slab, Cotbel, dan Bearing.

“Komposisi untuk pilar jembatan, Pier Head, Corbel, Bearing, dan portal,” terangnya.

Berdasarkan sistimnya pondasi Abutment atau pilar jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis.

“Antara lain, Spread Footing, Caisson,  Pile Foundation, Steel Pile, Reinforced Concrete Pile, Precast Prestressed Concrete Pile, dan Compossite Pile”, katanya sambil mengimbuhkan, pokok-pokok perencanaan jembatan itu dapat menggunakan dua pendekatan dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diizinkan, yaitu rencana tegangan kerja (WSD), dan rencana keadaan batas (Limit State).

“Rancangan struktur bangunan jembatan Dhe’ Pegghe’itu akan berfungsi dengan kekuatan dan stabilitas struktur, kenyamanan bagi pengguna, ekonomis, keawetan dan kelayakan jangka panjang, kemudahan pemeliharaan dan estetika,” tandasnya.

Sekadar mengingatkan, bahwa jembatan Dhe’ Pegghe’ berada di jalur jalan Aip Wagiman. Dilihat dari usianya, jembatan tersebut dibilang sudah memasuki usia senja. Meski begitu, jembatan itu masih terlihat kokoh bila dilihat dari kejauhan. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.