Angka Kemiskinan di Mojokerto Ditargetkan Turun 8,5%

oleh -133 Dilihat
oleh
Pelatihan Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pemantauan, Evaluasi dan Analisis Kemiskinan Terpadu

MOJOKERTO, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten Mojokerto, menargetkan tingkat kemiskinan sebesar 8,5% di tahun 2021 dapat tercapai. Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, saat membuka acara Pelatihan Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pemantauan, Evaluasi dan Analisis Kemiskinan Terpadu (SEPAKAT), Selasa (13/11) malam di Puncak Ayanna Hotel & Resort, Trawas.

“SEPAKAT yang dikembangkan oleh BAPPENAS RI sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Mojokerto menargetkan tingkat kemiskinan pada tahun 2021 atau di masa akhir RPJMD adalah sebesar 8,5%. Oleh karena itu, kita membutuhkan analisa mendalam sektor-sektor mana yang harus diprioritaskan, agar target tersebut tercapai,” kata Wabup.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa Kabupaten Mojokerto mengalami penurunan tingkat kemiskinan yang sangat signifikan di tahun penghitungan terakhir, yaitu di tahun 2016 dengan angka 10,61% turun menjadi 10,19% di tahun 2017.

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Mojokerto berada jauh di bawah tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur yang di tahun 2017 berada pada posisi 11,77%.

Wakil  Bupati juga meminta Kepala Sub Bagian Perencanaan dan instansi terkait, untuk mengikuti pelatihan dengan baik, untuk selanjutnya dijadikan bahan laporan rencana kerja pemerintah daerah tahun 2020 dan 2021.

“Saya mohon kepada tim pelatih SEPAKAT dari Bappenas, agar para Kepala Sub Bagian Perencanaan dan juga instansi terkait diberikan pelatihan, dan pemahaman serta advokasi terkait perencanaan, penganggaran, pemantauan, evaluasi dan analisis terkait kemiskinan di Kabupaten Mojokerto. Hasil dari pelatihan ini saya tunggu analisis dan laporannya sebagai bahan rencana kerja pemerintah daerah tahun 2020 dan 2021, sebagai bahan masukan perencanaan pembangunan untuk program penanggulangan kemiskinan,” pesan Wabup.

Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto selaku Ketua Panitia kegiatan, Hariyono, lewat laporan sambutannya menjabarkan beberapa maksud dan tujuan utama pelatihan SEPAKAT. Salah satu hal terpenting yakni sebagai upaya membangun landasan sentra pengetahuan.

“Tujuan pelatihan ini antara lain untuk menyiapkan champion Kabupaten Mojokerto/TKPKD untuk dapat penyebarluasan pemanfaatan aplikasi SEPAKAT. Selain itu juga untuk membangun landasan sentra pengetahuan di daerah, sebagai wadah pertukaran informasi dan inovasi, terkait upaya penanggulangan kemiskinan di daerah,” ujar Hariyono di depan 40 orang peserta pelatihan selama tiga hari.(nang)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.