Antisipasi Arus Mudik, 17 Lokasi Penyekatan di Kota Surabaya Disiapkan

oleh -332 Dilihat
oleh
Kawasan bundaran Waru menjadi salah satu dari tujuh belas lokasi penyakatan yang dimulai tanggal 6-17 Mei 2021 mendatang.

SURABAYA, PETISI.CO – Sebanyak 17 lokasi penyekatan telah dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya. Larangan mudik sendiri berlaku mulai tanggal 6-17 Mei 2021 mendatang.

Petugas gabungan bakal turut disiagakan, teridiri dari jajaran Dishub, Satpol PP dan BPB Linmas. Kemudian TNI, Polrestabes Surabaya dan Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

Kebijakan larangan mudik ini sesuai dengan Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021, tentang Larangan Mudik Hari Raya Idulfitri dan Pengendalian Covid-19 selama Bulan Suci Ramadhan 1442 H.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menjelaskan, penyekatan yang dilakukan di 17 titik lokasi untuk melakukan pengawasan pada setiap kendaraan yang akan masuk wilayah Surabaya.

Penentuan titik-titik tersebut ditentukan melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak tarkait.

“Makanya nanti ada beberapa lokasi yang di sekat itu ada sekitar 17 titik,” kata Febri, Senin (3/5/2021).

Dari 17 titik penyekatan di Kota Surabaya, meliputi Terminal Benowo, Terminal Osowilangun, Exit Tol Masjid Al-Akbar Surabaya, Depan PMK Sier, Eks Pasar Karang Pilang, Exit Tol Gunungsari-Malang, Dupak Demak dan Exit Tol Perak.

Kemudian, Exit Tol Gunungsari-Gresik, SP3 Driyorejo-Lakarsantri, Bundaran Waru, Exit Tol Simo Surabaya, Exit Tol Satelit, Rungkut (Pondok Chandra), Merr Gunung Anyar, Jembatan Suramadu, dan Exit Tol Margomulyo.

Pemerintah kota juga turut menyediakan kendaraan untuk mengangkut pemudik yang masih nekat, menuju tempat karantina di Asrama Haji Sukolilo.

Pengawasan akan diperketat, bahkan hingga ke tingkat RT/RW. Pelibatan itu dimaksudkan agar mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19. Termasuk Kampung Wani Jogo Suroboyo.

“Nanti juga melibatkan kampung wani, diharapkan RT/RW ini bisa membantu untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Karena kan angkanya stagnan, apalagi surabaya itu 40 sampai 50 (kasus) ini bisa dikatakan stagnan semu. Inikan bisa dikatakan stagnan semu,” terangnya.

Febri menyebut, pihaknya tidak ingin pasca momen idulfitri tahun 2021 ini, angka kasus Covid-19 malah mengalami peningkatan.

Lebih lanjut, memang lonjakan kasus tidak terjadi dalam waktu dekat. Namun, langkah antisipasi memang harus dilakukan oleh pihaknya.

“Tetapi menurut ahli virus itu sudah bermutasi virus yang ada di Indonesia itu. Makanya perlu dikarantina dulu, dipantau ada nggak gejala-gejala itu, terus di swab,” tutup mantan Kepala Satpol PP Kota Surabaya ini. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.