Antisipasi Luapan Air, Pemkot Surabaya Rutin Keruk Sungai Kalimas

oleh -166 Dilihat
oleh
Kegiatan pengerukan (normalisasi) Kalimas

SURABAYA, PETISI.CO – Normalisasi atau pengerukan yang sering dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di sungai Kalimas, sebagai langkah antisipasi terhadap luapan air sungai dan saluran lainnya yang terkoneksi dengan Kalimas.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, pada tahun ini pengerukan di Sungai Kalimas telah dilakukan sejak Jumat (17/1/2020).

Tujuan dari pengerukan yang  diperkirakan lebih dari 1 kilometer tersebut guna menambah kapasitas sungai, dari mulai Taman Lalu Lintas hingga DAM Karet Gubeng.

“Pemeliharaan ini rutin dilakukan, paling tidak satu tahun sekali. Kapasitas sungai yang sebelumnya tinggi, karena sedimentasi jadi berkurang. Makanya, pengerukan ini, untuk mengembalikan kapasitas saluran seperti semula,” kata Febriadhitya, Minggu (19/1/2020).

Febriadhitya mengatakan, dalam melakukan pengerukan ini pihak DPUBMP mengerahkan eskavator dan beberap dump truck. Sementara itu, hasil dari pengerukan itu tidak hanya  sedimentasi, namun juga berupa sampah.

“Biasanya tanah sedimen ini dibuang di Bekas Tanah Kas Desa untuk dibuat lapangan futsal atau lainnya. Kadang, ada juga yang dibutuhkan untuk pembuatan taman, karena tanah sedimen dinilai lebih subur,” urai Alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara

Ia juga mengungkapkan, sejumlah sungai yang ada di Kota Surabaya kewenangan pengelolaannya milik beberapa instansi lain. Oleh karena itu, jika ingin melakukan pengerukan pemkot akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait.

“Kalau kita mau pengerukan, kita koordinasikan dulu. Karena kadang mereka juga punya agenda yang sama,” ungkapnya.

Ketika ditanya atas sikap aktif pemkot dalam melakukan pengerukan sungai, Febriadhitya mengatakan pihak Perum Jasa Tirta selama ini kurang optimal dalam melakukan tugas normalisasi, menurutnya hal tersebut diperkirakan akibat  panjangnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikelola.

“Mungkin banyak yang diurusi. Kemudian, mereka (Perum Jasa Tirta) memandang, Surabaya mempunyai banyak tenaga operasional untuk melakukan pengerukan,” katanya.

Febriadhitya menambahkan, pengerukan yang dilaksanakan oleh DPUBMP Kota Surabaya tidak hanya dilakukan di saluran premier, seperti Kalimas saja melainkan seluruh kawasan. Semua rayon melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat dan manual.

“Teman-teman (petugas DPUBMP) rutin memantau elevasi saluran air. Kalau tinggi, biasanya karena ada penyumbatan atau sedimen. Kalau sedimen, kita keruk di saluran-saluran tersebut, dengan menggunakan alat-alat yang ada,” katanya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.