Arumi Hadiri Kampanye Pendidikan Inklusi di Kabupaten Bondowoso

oleh -61 Dilihat
oleh
Ketua Penggerak PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin bersama Bupati Bondowoso, Salwa Arifin saat menghadiri acara kampanye pendidikan inklusif

BONDOWOSO, PETISI.CO – Kampanye Pendidikan Inklusi di Kabupaten Bondowoso, dihadiri langsung Ketua Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur,  Arumi Bachsin, Rabu (7/8/2019) di Alun-Alun Raden Bagus Asra.

Kegiatan yang diinisiasi United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF) itu, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional serta HUT ke-74 Republik Indonesia.

Dalam sambutannya, Arumi, mengatakan, bahwa sangat mengapresiasi dengan adanya kampanye pendidikan inklusif di Bondowoso ini. Diharapkan pula,  masyarakat untuk memiliki kesadaran tentang pentingnya memperlakukan sama semua anak.

“Kesadaran masyarakat ini yang sangat penting. Sebab, kalau orang Jawa kadang-kadang yang tinggalnya semakin di desa, masih ada yang menganggap tabu dan keluarganya dibikin malu,” ujarnya.

Hal itulah, kata Arumi, yang sebenarnya menjadi hambatan pertama bagi anak-anak atau peserta didik untuk mengembangkan bakatnya.

“Harapan kami dengan adanya kesadaran,  semua anak-anak, mau laki-laki, perempuan, disabilitas maupun non disabilitas bisa memiliki kesempatan yang sama,” kata mantan aktris nasional itu.

Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF Jawa, Arie Rukmantara, menjelaskan, bahwa pendidikan inklusif harus terus dikampanyekan sampai ke bawah.

“Pentingnya pendidikan inklusif  tidak boleh ada anak yang tidak sekolah. Apapun kelebihannya, apapun kekurangannya,” ungkap Arie.

Disamping itu, ia menyebutkan, untuk mewujudkan pendidikan inklusif minimal ada tiga dasar. Pertama sistem pendidikan, sekolah siap menerima murid-murid Inklusif, gurunya ada dan mata pelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.

Sementara yang kedua adalah masyarakat di sekitar sekolah sangat mendukung. Terutama orang tua siswa yang lain sehingga tidak ada diskriminasi, atau merasa prestasi sekolah turun karena menerima siswa inklusif.

Terakhir sebenarnya orang tua sendiri dan keluarga harus menerima dan mendorong. Jangan sampai anaknya ditahan, tudak boleh sekolah cuma karena malu.

“Karena pendidikan inklusif itu, adalah pendidikan menjanjikan untuk semua,” urainya.

Untuk diketahui, acara tersebut  dihadiri Bupati Bondowoso, Salwa Arifin, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkab Bondowoso, Harimas,  Kasubdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus, Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, Mukhlis S.T, Bunda PAUD setempat, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Forkopimda.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.