SIJUNJUNG, PETISI.CO – Bakau adat yang diadakan di Nagari Lubuk Tarantang kaki bungka dalam rangka pembayaran nadzar yang dilaksanakan ninik mamak yang dilaksanakan pada dua setengah tahun, masuk ketiga sebagai perwujudan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, Kamis (18/5/2017).
Turut hadir dari para ninik mamak 7 koto, nan sacucu sakemenakan, saibek nasinya sautuan gulainya, Datuk Rajo Tambundaro dari pusek jalo sungai lansek beserta ninik mamak, Datuk Saru Rajo dari Tanggo Bunsu Muaro Takung beserta ninik mamak, Datuk Rajo Panglimo dari janjang tuo bukik sabalah tanjung lolo beserta ninik mamak, Datuk Suajo Dubalang dari anak timang – timangan siau beserta ninik mamak, Datuk Rajo Bandaro di kaki Bungka Lubuk Tarantang beserta ninik mamak.
Salah satu ninik mamak kaki bungka Lubuk Tarantang Datuk Tambun Daro menyampaikan selamat datang kepada hadirin dan permohonan maaf berkaitan dengan penyambutan penyiapan tempat dan hidangan yang tidak sesuai harapan.
Wali Nagari Lubuk Tarantang Yasirman ST menyampaikan, dibandingkan perkembangan pembangunan nagari lubuak tarantang, memang relatif lebih terisolir dibandingkan dengan Nagari lain di Kamang Baru jalan sudah mulai longsor, polongan pecah, jembatan masih gantung.
“Untuk itu, dalam percepatan pembangunan mohon perhatian dari pemerintah kabupaten untuk mempercepat pembangunan kawasan nagari lubuk Tarantang yang wilayahnya didomanisi wilayah hutan lindung.”
Forum kecamatan yang diwakili AKP Lazuardi SS Kapolsek Kamang Baru menyampaikan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga ketertiban , keamanan di lingkungan saat mendekati bulan puasa.”Dan sekaligus bekerja sama dalam rangka mengantisipasi segala bentuk ancaman keamanan di wilayah Nagari Yang kita ini,” ujarnya.
Camat Kamang Baru yang diwakili Kasi Ekonomi dan Pembangunan Joni SP menyatakan, acara tradisi ini sebaiknya dipertahankan, karena merupakan warisan budaya yang luhur. Salah satunya adalah budaya pertanian yang sudah turun temurun untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Pantauan petisi.co di kapala koto lubuk tarantang diakhiri dengan makan bersama (bajamba) yang terlebih dahulu disampaikan dalam bentuk pidato makan yang disampaikan mati Marajo dalam bentuk pidato adat.(gus)