Berada di Area Konservasi Laut, Keramba Lepas Pantai ITS Diluncurkan

oleh -85 Dilihat
oleh
Keramba Lepas Pantai ITS diluncurkan

SURABAYA, PETISI.CO – Sempat berhenti lebih dari setahun lamanya ditengarai persoalan dana pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai ITS senilai Rp 1,2 miliar  dana patungan ITS dan Pertamina, di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang akhirnya diresmikan penggunaannya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus lalu diawali dengan upacara bendera.

Menurut ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sido Lestari, Sih Hariadi sebagai partner ITS dalam pengoperasian KJA tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pesisir sekaligus bisa menggangkat kemajuan potensi wisata yang ada di Desa Sidoasri dan berdampak pada desa desa tetangga.

Sih Hariadi, Ketua Pokmaswas

Ditambahkan Sih Hariadi dengan adanya KJA tersebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat baik dalam sektor pariwisata dan budi daya ikan.

“Kami menginginkan pantai Perawan, lokasi KJA berada itu sebagai kawasan yang ditetapkan dan disyahkan oleh pemerintah sebagai zona konservasi,” harap Sih Hariadi via seluler seraya menambahkan rencananya KJA tersebut akan dimanfaatkan untuk budidaya ikan tuna, lobster dan juga jenis kerapu.

Diperoleh penjelasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, lokasi KJA tersebut berada di area konservasi laut daerah dan sudah mendapat Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Validasinya dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi,” ungkap Kasi Pengelolaan Ruang Laut DKP, Wahyu Widya Laksana Nugroho.

Sementara itu Kepala Bidang Budidaya DKP Jatim, Hari Pranoto yang dihubungi terpisah mengatakan, sejak awal pembangunan KJA di Perairan Perawan, Malang Selatan itu tidak melibatkan institusi DKP Jatim termasuk Bidang Budidaya.

Menurut Humas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagaimana dikutip di laman ITS News, KJA tersebut salah satu semangat berinovasi kampus maritim terdepan di Indonesia. Melalui Ocean FarmITS (OFITS), dibuat karya teknologi berupa keramba jaring apung (KJA) lepas pantai yang resmi dipasang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI) di kawasan perairan Pantai Perawan, Kabupaten Malang

Peresmian ini berlangsung khidmat yang diawali dengan upacara pengibaran bendera merah putih dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di atas permukaan laut pantai selatan Indonesia.

Upacara yang agak berbeda pada umumnya ini juga ditujukan untuk menyambut Dies Natalies ke-62 ITS yang disesuaikan dengan tema Innovation for Indonesia.

Mengenai teknologi lepas pantai ini, Ketua Tim Peneliti OFITS Yeyes Mulyadi dikuiti dari ITS News, peluncuran OFITS telah dilakukan sejak tahun 2020 lalu dalam bentuk soft launching desain dan fabrikasi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Malang milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Tim OFITS melakukan finalisasi dengan menambahkan bangunan huni, pemasangan panel surya, dan pengelolaan sistem air.

Dijelaskan Yeyes, inovasi terkait KJA lepas pantai bagi nelayan-nelayan tersebut karena selama ini hanya bisa menangkap ikan selama enam bulan dalam setahun.

Permasalahan tersebut banyak dialami nelayan tradisional yang notabene memiliki kapal ukuran kecil, ditambah dengan cuaca buruk dan musim ikan yang tidak menentu.

Sesuai dengan tagline ITS yakni Advancing Humanity, Yeyes menuturkan bahwa inovasi ini tidak hanya berfungsi sebagai media budidaya ikan dan membantu nelayan setempat, tetapi akan diperuntukkan pula bagi kegiatan wisata bahari.

Ia menyebutkan, ide ini disepakati karena melihat KJA yang telah memiliki bangunan bawah dengan jaring sedalam tujuh meter untuk budidaya ikan dan bangunan atas berupa hotel terapung untuk wisata.

Terkait wisata bahari yang dicanangkan, Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemahasiswaan, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS ini menjelaskan bahwa bahwa Tim Ocean FarmITS akan menyediakan skenario berupa paket wisata.

Dalam hal ini, pengunjung bisa menikmati suasana pantai selatan berdasarkan preferensi mereka dengan tujuh paket wisata yang teridentifikasi.

Ketujuh paket wisata tersebut meliputi paket berenang, menikmati kopi, makan siang, penginapan di OFITS, naik perahu nelayan, kemah di lingkungan Pantai Perawan, serta pengenalan teknologi lepas pantai dan budidaya ikan di KJA.

“Kita coba tawarkan tujuh paket wisata singkat tersebut,” tuturnya.

Setelah dilakukannya launching yang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Indonesia ini, Yeyes berharap kolaborasi antara Departemen Teknik Kelautan, Biologi, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual (DKV), serta Teknik Sistem dan Industri ini digadang-gadang mampu menjadi salah satu karya unggulan ITS di bidang maritim.

Dengan konsep budidaya dan wisata yang ditonjolkan, ditargetkan akan melibatkan masyarakat di wilayah sekitar Sidoarsi, Malang. Melihat potensi lokasi yang besar tetapi masih terpencil, Kepala Laboratorium Dinamika Struktur Laut Departemen Teknik Kelautan ITS ini berharap agar proyek tersebut dapat menjadi daya tarik wisatawan lokal hingga mancanegara.

Tak hanya itu, melalui instalasi Ocean FarmITS ke perairan, dosen Departemen Teknik Kelautan ini mengungkapkan bahwa inovasi tersebut merupakan langkah strategis yang ditempuh ITS untuk memperkenalkan dan memperlihatkan keunggulan dari program studi (prodi) baru ITS yaitu Teknik Lepas Pantai. (oki)