Berawal Dari Tekad Mulia, Karjono Tukang Pijat Tunanetra Berhasil Dirikan Koperasi Syariah

oleh -73 Dilihat
oleh
Karjono saat ditemui di koperasi syariah yang digagasnya bersama Imam Besari. (Ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Di tengah keterbatasannya sebagai penyandang tunanetra, tak menghalangi niat mulia Karjono untuk membantu mengembangkan perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pijat ini berhasil mendirikan “Koperasi Syariah Al-Muhajirin Siwalankerto Sejahtera” di Rusun Siwalankerto, Surabaya.

Terbentuknya koperasi itu, berlatar belakang dari keinginan dirinya dan sang kawan, Imam Besari yang juga tinggal di lingkungan rusunwa untuk menyejahterakan perekonomian warga di sana.

Koperasi itu kata ayah lima orang anak ini merupakan yang pertama di komplek Rusanawa Siwalankerto. Jon pun didapuk sebagai Ketua Harian koperasi. Sedangkan rekannya, Imam Besari yang merupakan seorang Ketua Takmir Masjid di Rusun Siwalankerto memegang jabatan Ketua Umum.

“Dulu kami untuk merintisnya tahun 2017 ke 2018 itu hanya dua orang saja, saya dengan Pak Imam Besari. Kemudian baru (warga rusun) yang lain mulai ikut,” kata dia, Rabu (3/2/2021).

Meski jumlah anggotanya saat sudah menembus angka ratusan, hal itu tak didapatkannya dalam sehari semalam. Jon harus rela meluangkan waktu untuk meyakinkan calon anggota, agar saling percaya dan mau bergabung di dalam koperasi syariah tersebut.

“Dulu awal simpanan wajib tiap bulan kami tetapkan Rp 10 ribu per orang. Nah, akhirnya ada 20 orang bergabung sehingga kemudian terkumpul uang Rp 200 ribu,” ungkapnya.

Belum berhenti perjuangan Karjono, dirinya masih harus bergelut dengan persyaratan pembentukan badan hukum koperasi yang membutuhkan biaya hingga Rp 15 juta.

Dana yang awalnya terkumpul 200 ribu dari iuran 20 orang, akhirnya Jon menuliskan surat kepada Wali Kota Surabaya untuk mengajukan permohonan bantuan Rp 20 juta.

“Kami menyampaikan keinginan kami waktu itu kepada Ibu Risma. Ternyata Ibu Risma luar biasa, beliau langsung merespons keinginan kami untuk membentuk koperasi ini dan itu benar-benar dibuktikan, termasuk modal awal dari beliau dulu dibantu Rp 20 juta,” tutur Karjono.

Totalnya kucuran dana bantuan itu rencananya bakal dipergunakan sebagai modal awal dan Rp 5 juta sisanya untuk biaya notaris untuk legalitas koperasi.

“Alhamdulillah lagi ada notaris di Surabaya itu kami dibantu, dibebaskan biaya urus legalitasnya. Sehingga uang Rp 5 juta yang rencana digunakan untuk biaya notaris itu utuh, kita putar untuk modal (Toko Kelontong),” jelasnya.

Hasil ikhtiarnya pun terbayar lunas, “Koperasi Syariah Al-Muhajirin Siwalankerto Sejahtera” akhirnya resmi berdiri pada tanggal 30 Mei 2019.

Selama ini, ia bersama Imam serta anggota koperasi lainnya, setiap dua minggu sekali mendapatkan pendampingan manajemen koperasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkopum) Surabaya, termasuk saat menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT).

“Termasuk saat mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang pertama di bulan November 2020 kemarin kami juga diarahkan. Karena badan hukum kami di tahun 2019, sedangkan awal 2020 masa pandemi sehingga RAT-nya diundur bulan November 2020,” kata Jon.

Seiring berjalannya waktu, koperasi yang digagas Karjono bersama rekannya kini telah memiliki aset sekitar Rp 100 juta lebih, baik berupa uang cas maupun barang di Toko Kelontong. Bahkan, jumlah anggota di koperasi ini sekarang telah mencapai 130 orang. Mayoritas para anggota koperasi merupakan warga Rusunawa Siwalankerto.

“Ini kami lakukan karena kami ingin menjaga kestabilan usaha. Karena misi kami adalah mempersatukan. Kami punya prinsip sapu lidi, bagaimana agar sapu lidi kecil-kecil itu disatukan sehingga menjadi satu kekuatan ekonomi,” imbuhnya.

Di waktu yang sama, Ketua RT 07 RW 06, Rusunawa Siwalankerto, Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo Surabaya, Tri Sugeng Purwidianto membenarkan, bahwa saat ini sudah banyak warga Rusunawa Siwalankerto yang menjadi anggota koperasi.

“Saya selaku Ketua RT hanya membantu memfasilitasi. Dengan adanya koperasi itu saya berharap warga juga bisa dapat manfaatnya,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkopum) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan sekaligus pembinaan kepada seluruh pengurus koperasi yang ada di Surabaya.

“Saat ini ada sekitar 800 koperasi dibawah binaan Dinkop yang tersebar di 31 kecamatan Surabaya. Mulai akhir tahun 2020 kemarin, di 31 kecamatan sudah terbentuk semua,” kata Widodo.

Widodo mengungkapkan, bahwa koperasi ini tak hanya dibentuk di lingkup perkampungan. Namun di rusunawa Surabaya juga terbentuk koperasi berupa Toko Kelontong. Di antaranya, Rusunawa Romokalisari, Tanah Merah, Penjaringan Sari, Sumbo hingga Siwalankerto.

“Harapannya memang dulu di masing-masing rusun ada koperasi toko kelontong. Saya harapkan tahun ini semua koperasi bisa beroperasi, semua jalan, supaya dapat membantu perputaran roda ekonomi di Surabaya,” pungkasnya. (nan)