Perjalanan Religi Bersama Cak Woto
GIANYAR, PETISI.CO – Tirtal Empul, yakni sebuah pura Hindu yang berlokasi di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Dimana di komplek pura tersebuat terdapat air suci yang mancur di kolam patirtan. Topik perjalanan religi edisi kali ini saat acara spiritual ke lokasi tersebut beberapa hari lalu di bulan September 2017.
Berkunjung ke tempat suci Tirta Empul diawali dapat petunjuk sebelumnya disaat giat bantu sesama. Karena petunjuknya harus berkunjung ke tempat ibadah yang juga dijadikan obyek wisata religi itu, akhirnya meluncur ke sana. Selama di obyek wisata yang diperuntukkan untuk masyarakat umum ini, berhasil mendapatkan suatu gambaran proses ritual religi guna membersihkan diri dengan mandi air suci yang keluar dari sejumlah pancuran di patirtan atau kolam.
Ternyata di tempat ini, nilai spiritualnya cukup tinggi. Demikian pula perihal aura dan energinya tergolong positif. “ Setelah ini kamu harus sowan ke petilasan Prabu Udhayana,” demikian dawuh yang saya terima dan sudah diterjemahkan dalam bahasa dhohir.
Menyebut petilasan Prabu Udhayana, bagi saya bukan hal yang asing. Demikian pula lokasi petilasan raja dimaksud yang berada juga di wilayah Kecamatan Tampaksiring. Lantaran sudah berulang kali datang ke petilasan Prabu Udhayana yang berada dikomplek Pura Gunung Kawi untuk giat wisata spiritual.
Menjangkau lokasi petilasan Prabu Udhayana tidaklah jauh dari posisi Tirta Empul kurang lebih berjarak 1 Km. Namun untuk bisa sampai ke lokasi titik yang dituju harus butuh tenaga ekstra. Lantaran lokasinya turun ke bawah, kalau dihitung anak tangga, mungkin lebih seratus anak tangga. Nah…saat balik meninggalkan lokasi petilasan dijamin ngos–ngosan sebab jalanan yang ditempuh posisinya berubah menjadi mendaki atau naik.
Di areal Pura Gunung Kawi itulah terdapat petilasan Prabu Udhayana, yang mana sosok Prabu Udhayana tidak lain adalah ayahanda Raja Medang Kahuripan, Prabu Airlangga. Saya tidak mengupas perihal sejarah petilasan Prabu Udhayana lebih dalam, namun hanya menulis perihal perjalanan religi yang dilakukan. Terutama hal-hal gaib atau masalah kontak batin yang terjadi selama perjalanan religi tersebut.
Hampir selama 35 menit berada di petilasan. Selama waktu itu pula, terus berdoa minta kepada Tuhan YME agar diberi petunjuk perihal hajat yang dijalankan. Akhirnya petunjuk pun datang. Maaf….,karena mayoritas petunjuk berkutat masalah privat, sehingga tidak pantas dilansir dalam tulisan ini. Namun yang terpenting, dimana saja kita berada dan selalu berdoa meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dimungkinkan bakal mendapatkan hasil sesuai hajat yang diharapkan.
Lantaran dirasa sudah cukup, perjalanan religi dilanjut meninggalkan lokasi petilasan Prabu Udhayana. Ketika mobil baru berjalan meninggalkan lokasi parkir, tiba-tiba energi positif rawuh. Tentunya terjadilah kontak gaib, namun energi positif yang datang berbeda dengan saat berada di areal petilasan. Petunjuk yang diterima kali ini agar segera pulang meninggalkan Pulau Bali.
“ Cepat segera pulang ke Jawa, jangan bermalam lagi di sini (Bali,Red),” bunyi dawuh tersebut. Selain perintah agar segera meninggalkan Pulau Bali, juga ada petunjuk lainnya yang erat hubungannya dengan hajat yang diniatkan.
Saat itu juga jadwal kegiatan berubah, yang rencananya seusai acara religi di Tampaksiring lantas istirahat sekaligus bermalam lagi di Denpasar, ternyata arah mobil difokuskan ke Pelabuhan Gilimanuk. Ya……lanjut pulang ke Sidoarjo dulur. Salam giat religi.
Kontak Person Cak Woto: 085100511770. (suwoto)