Bloomie, Inovasi Pupuk Ramah Lingkungan Karya Tim Mahasiswa ITS Raih Juara di UI

oleh -86 Dilihat
oleh
Tim Maxteam ITS saat presentasi final Bloomie dalam acara Process and Green Engineering Days (PGD) 2025 di Universitas Indonesia, Sabtu (26/4)

Surabaya, petisi.co – Lima mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meraih juara 3 pada ajang Chemical Product Design Competition (CPDC) yang digelar di acara Process and Green Engineering Days (PGD) 2025 di Universitas Indonesia (UI), pada Sabtu (26/4) lalu.

Tergabung dalam kelompok bernama Maxteam, kelima mahasiswa sukses membuat terobosan pupuk ramah lingkungan dari bahan dasar limbah kulit pisang dan limbah ampas tebu.

Ketua Tim Maxteam ITS Mochamad Valen Bagus Jutawan mengatakan Pupuk ini dimodifikasi menggunakan carbon nanodots untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis tanaman. Inovasi ini berhasil meningkatkan serapan nutrisi tanaman hingga 70 persen dan mengurangi penggunaan pupuk sebesar 42,8 persen, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan dibandingkan pupuk konvensional.

Inovasi ini diklaim tidak hanya menawarkan efisiensi dalam sektor pertanian, tetapi juga mengatasi permasalahan limbah kulit pisang dan limbah ampas tebu yang kurang termanfaatkan.

“Dengan menggunakan prinsip kimia hijau, pupuk ini mendorong pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah organik secara produktif,” terang Valen panggilan akrab Mochamad Valen Bagus Jutawan dalam rilis tertulis yang dibagikan ke media, Senin (28/4/2025).

Ia menjelaskan inovasi ini sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pengurangan emisi karbon dan penerapan prinsip berkelanjutan. Proses produksi Bloomie, imbuhnya berhasil memenuhi 9 dari 12 prinsip kimia hijau.

“Pencapaian ini memperkuat dedikasi tim dalam menghadirkan inovasi ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap masa depan yang lebih baik,” tuturnya.

Dari sisi performa, lanjutnya, pupuk ini mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air hingga 50,67 persen, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi tanaman, serta mempercepat pertumbuhan akar dan produktivitas tanaman dengan peningkatan hasil panen sebesar 14 persen.

“Hasilnya, pupuk ini terbukti dapat menghemat biaya pertanian hingga Rp 1,38 juta per hektar per bulan,” beber mahasiswa asal Lumajang ini.

Lebih lanjut, Valen menerangkan Bloomie lahir dari keresahannya terhadap pencemaran lingkungan akibat residu pupuk kimia dan limbah organik yang belum termanfaatkan dengan baik.

“Penggunaan pupuk konvensional berlebihan seringkali menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran air, sementara limbah pertanian terus menumpuk tanpa solusi yang efektif,” ujar pemuda kelahiran 2004 itu.

Dibimbing oleh Dr Bramantyo Airlangga ST, Maxteam yang beranggotakan Arif Pawoko, Regina Julia Ardi, Shafa Annisa Ramadhani, dan George Gabriel Wongady Sosang ini juga menggagas sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kami berencana untuk melakukan pembibitan dan budidaya tanaman hortikultura menggunakan produk pupuk lepas lambat kepada masyarakat,” jelas Valen.

Valen menuturkan keberhasilan timnya ini juga memiliki kontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 13 tentang aksi iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca akibat residu limbah pupuk kimia.

“Kami berharap Bloomie dapat memberikan dampak nyata bagi pertanian di Indonesia,” pungkasnya. (luk)