Boni Hargens Sebut Aksi 112 nanti Tidak Relevan

oleh -60 Dilihat
oleh
Seri II Diskusi Pers, merawat ke Indonesiaan dengan tema Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi di bilangan Cikini

JAKARTA, PETISI.CO  – Rencana akan digelarnya kembali aksi bela Islam jilid IV pada 11 Februari 2017 mendapatkan berbagai tanggapan dari beberapa pihak. Salah satunya datang dari pengamat politik Boni Hargens.

Menurut Boni, tidak perlu adanya aksi bela Islam kembali yang akan direncanakan pada 112. Pasalnya, permasalahan bagi Basuki Tjaha Purnama alias Ahok sudah masuk di pengadilan. Boni melihat dalam rencana aksi bela Islam Jilid IV ini ada tujuan pragmatis sekali.

“Kalau mewakili umat Islam, itu umat Islam yang mana,” kata Boni dalam pemaparannya di Seri II Diskusi Pers, merawat ke Indonesiaan dengan tema Aksi 112 dan Kuda Troya Demokrasi di bilangan Cikini, Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Aksi 112 dinilai Boni sangat tidak relevan. Karena survey Ahok ditengah gempuran dua aksi yang lalu tidak menciutkan akredibilitasnya  dimata masyarakat Jakarta.

Selain itu, kata Ia, ada gerakan sistematis untuk merubah Pancasila yang sangat luar biasa ini.Tetapi Boni meyakini masyarakat tidak akan terpengaruh, karena 98 persen bahwa seluruh rakyat Indonesia merasa nyaman dengan keberadaan Pancasila.
“Kita harus berhati-hati aksi yang akan digelar nanti , karena jelas sekali akan mengancam keberadaan Pancasila,” ungkap Boni yang juga Direktur Utama Lembaga Pemilih Indonesia (LPI).

Selanjutnya, Boni menyebut Habib Riziek imam besar Front Pembela Islam (FPI), bersikap tidak seperti orang Islam yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meletakkan  perbedaan sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang mesti diakui, dihormati, dijaga dan dijunjung secara bersama-sama.

“Umat Islam yang berjuang membentuk bangsa ini adalah Islam yang toleran, memahami perbedaan yang menjadi kekayaan negara kita. Sedangkan Riziek, saya melihat menentang perbedaan itu, menentang  prinsip Islam yang inklusif,” imbuhnya.

“Dan dalam konteks ini saya katakan Rizieq bukanlah orang Islam yang toleran,” ungkapnya.

Lebih jauh, Boni menegaskan bahwa ada dua kelompok yang menurut Boni melekat pada diri Habib Riziek yakni, Islam dan Islam garis keras. Persoalan garis keras, bukan persoalan Islam, dan janganlah menyatukan Islam dengan garis keras.

“Karena musuh kita adalah garis keras yang tidak menghargai perbedaan di negara kita,” tandasnya.(sdk/sr)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.