BLITAR, PETISI.CO – Pasca terjadinya bencana alam Angin kencang yang di sertai hujan deras yang terjadi di Desa/Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar beberapa hari lalu, kini dengan adanya memasuki musim penghujan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mengimbau warga untuk waspada bencana yang mungkin terjadi. Terutama di wilayah yang selama ini menjadi langganan bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor.
Berdasarkan pengalaman tahun – tahun yang lalu kalau sudah mencapai intensitas hujan di Kabupaten Blitar sudah mulai meningkat, maka dengan meningkatnya intensitas hujan ini harus dijadikan momen untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Begitu juga BPBD Kabupaten Blitar juga sudah menyiapkan sejumlah personel untuk segera menyiapkan rencana tanggap bencana.
“Semua potensi bencana bisa terjadi ketika memasuki musim cuaca yang tidak menentu seperti saat ini,” kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Heru Irawan, Minggu (11/11/2018).
Lebih lanjut Heru Irawan menandaskan, seperti diketahui di Kabupaten Blitar ada beberapa wilayah yang rawan bencana seperti tanah longsor. “Kecamatan Doko, Wlingi, Gandusari, Selorejo merupakan daerah rawan terjadi tanah longsor, karena kondisi geografirnya berbukit. Selain itu, semua wilayah di Kabupaten Blitar rawan puting beliung, saat terjadi hujan lebat disertai dengan angin kencang dan petir,” papar Heru Irawan.
Heru Irawan menambahkan, selain tanah longsor ada pula wilayah yang rawan banjir. Seperti di Kecamatan Garum, Nglegok dan Gandusari rawan terjadi banjir lahar dingin. Karena tiga wilayah itu dilewati aliran lahar Gunung Kelud. Sementara di wilayah Wonodadi dan Sutojayan yang rawan banjir akibat luapan sungai.
“Kami telah memberikan himbauan untuk warga masyarakat yang tinggal wilayah rawan bencana untuk waspada saat hujan turun. Mereka diminta memasang rambu atau himbauan di titik – titik rawan bencana,” tandas Heru Irawan.
Sebelumnya dilaporkan bencana tanah longsor terjadi di Dusun Boro, Desa Selorejo, Kecamatan Selorejo. Longsor terjadi di tanah kosong milik warga setempat. Beruntung longsor di tebing setinggi empat meter ini tak menimbulkan korban jiwa karena jauh dari pemukiman warga. Tak lama setelah tanah longsor, hujan disertai angin kencang juga terjadi di Dusun Selorejo, Desa Selorejo, Kecamatan Selorejo. Angin kencang mengakibatkan dua pohon asem roboh. Satu pohon asem roboh dan merusak sebuah teras sebuah penginapan. Sementara satu lagi roboh ke badan jalan. (min)