BPBD Jateng Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

oleh -176 Dilihat
oleh
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan (foto: Athok)

SEMARANG, PETISI.CO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memberi peringatan dini akan adanya potensi bencana memasuki cuaca ekstrem akhir-akhir ini.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi menegaskan bahwa hampir semua 35 kabupaten/kota di Jateng berpotensi terkena bencana alam, baik itu banjir maupun tanah longsor.

“Kalau di Jawa Tengah hampir semuanya memiliki potensi, baik itu banjir maupun longsor. Semuanya (kabupaten/kota) potensinya sama,” ujarnya saat ditemui di Sekretariat BPDB Jateng, Rabu (19/10/2022) kemarin.

Ia memperingatkan, setiap daerah haruslah waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana. Termasuk misalnya daerah dataran rendah yang rawan banjir yang tidak menutup kemungkinan terjadinya longsor.

“Kita tidak bisa mengukur kalau suatu daerah misalnya Brebes banjir saja. Itu tidak, ternyata Brebes berbatasan di tengah-tengahnya itu daerah pegunungan dan berpotensi longsor juga,” lanjutnya.

Begitu juga dengan Kabupaten Kudus. Meskipun daerahnya termasuk dataran rendah, tetapi wilayah bagian utara yang berdekatan dengan Gunung Muria berpotensi terjadi longsor.

“Kudus dataran rendah, tapi deket Gunung Muria juga berpotensi longsor. Jadi setiap kota memiliki potensi,” katanya.

Lebih lanjut, BPDB Jateng sudah menjalin koordinasi dengan BPDB di masing-masing kabupaten/kota untuk menanggulangi bencana yang timbul akibat cuaca ekstrem dan hujan lebat.

Masing-masing BPDB di kabupaten/kota juga sudah memiliki sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) guna mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya bencana alam.

“Semua kabupaten/kota hampir punya sarpras spesifik, misalnya perahu karet untuk banjir atau kendaraan khusus untuk evakuasi di tempat ketinggian. Termasuk SDM, temen-temen relawan,” jelasnya.

Bahkan, BPDB Jateng pun siap melakukan pendampingan dan dukungan jika masing-masing daerah masih membutuhkan bantuan.

“Kalau diperlukan ya pasti kita support baik logistik, sarpras, SDM, dan pendampingan lain,” ungkap Bergas.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap hujan lebat dan cuaca ekstrem lantaran berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Seperti halnya yang terjadi di Kota Semarang pada Kamis (13/10/2022) lalu. Hujan lebat mengakibatkan Sungai Beringin meluap sehingga terjadi banjir dan endapan lumpur di Kelurahan Wonosari, Ngaliyan dan Mangkang Wetan, Tugu.

Akibatnya, 351 rumah warga terendam banjir. 300 di Kelurahan Mangkang Wetan dan 51 di Kelurahan Wonosari. Dari total 403 KK dan 1.615 jiwa, bencana itu tidak memakan korban jiwa. (lim)

No More Posts Available.

No more pages to load.