Buku Keenam Tentang Seni Digital Indonesia, Mengupas Jaringan dan Gerakan Komunitas Seni

oleh -1032 Dilihat
oleh
Ketua Stikosa AWS, Dr Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom

Surabaya, petisi.co – Dr Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom, Ketua Stikosa AWS, kembali meluncurkan buku keenamnya bertajuk “Seni Digital Indonesia: Jaringan dan Gerakan Komunitas Seni Indonesia”. Diterbitkan oleh Prenadamedia Group, buku ini menjadi salah satu karya penting dalam kajian seni digital dan aktivisme di Indonesia.

Bekerja sama dengan Prof. Rachmah Ida, M.Comm, Ph.D, buku ini meneliti praktik gerakan digital dalam komunitas seni media digital di Indonesia. Studi ini tergolong langka, mengingat masih sedikitnya penelitian kritis yang menyelidiki seni sebagai bentuk perlawanan terhadap ideologi, mitos, dan budaya mainstream yang mapan di masyarakat.

Buku keenam karya Ketua Stikosa AWS, Dr Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom

Menurut Jokhanan, seni digital bukan sekadar teknologi, tetapi juga gerakan perubahan yang menantang dominasi budaya. Penelitian ini mengkaji komunitas seni digital seperti Indonesia Biennale dan Forum Lenteng, dengan data yang dikumpulkan sejak Juni 2018 hingga Januari 2020. Data diperoleh dari catatan, jurnal, materi audiovisual, artefak budaya, serta wawancara mendalam dengan tokoh komunitas seni digital.

Gaya Penulisan yang Menarik dan Kaya Data

Meskipun berangkat dari disertasi ilmiah, buku ini ditulis dengan gaya yang elegan dan mudah dicerna, menyerupai laporan jurnalistik mendalam (depth news) yang dilengkapi dengan data, foto-foto pendukung, serta referensi yang kaya. Beberapa karya seni digital dikaji dengan detail, seperti:

– Karya video digital imaging oleh Gelar Sumantri, berjudul “Kun Fayakun” dan “Ratu Pantai Selatan”. Sumantri menggunakan teknik hacktivisme, mengubah karya seni asli menjadi sesuatu yang baru dengan memasukkan animasi ke dalam lukisan koleksi Galeri Nasional dan Istana Negara sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni seni lukis dan mitos sosial.

– Proyek Bunga Matahari oleh komunitas digital Seruppa dari Palu, Sulawesi Tengah. Proyek ini menggunakan platform Instagram sebagai bentuk protes terhadap pencemaran limbah merkuri di Palu, menawarkan solusi dan kesadaran terhadap isu lingkungan.

Penulis Berpengalaman di Bidang Media dan Seni Digital

Dr Jokhanan Kristiyono dikenal sebagai akademisi dan peneliti di bidang budaya visual serta seni media digital. Sejak 2019, ia konsisten menulis dan menerbitkan buku setiap tahun, di antaranya:

  1. Statistik Riset Komunikasi (2019)
  2. Komunikasi Grafis (2020)
  3. Konvergensi Media (2021)
  4. Media Data Sains (2022)
  5. Pengembangan Kurikulum SMA/K Kompetensi Media Komunikasi dan Data Sains (2023)
  6. Seni Digital Indonesia (2025)

Sementara itu, Prof. Rachmah Ida merupakan Profesor pertama di Indonesia dalam bidang Studi Media. Pada 2022, ia dinobatkan sebagai Top 100 Scientist dalam bidang Ilmu Sosial oleh AD Scientific Index, dengan karya-karyanya banyak dikutip dalam penelitian ilmiah.

Peluncuran buku ini diharapkan dapat memperkaya kajian seni digital di Indonesia serta membuka wacana baru tentang seni sebagai media perlawanan dan perubahan sosial. Bagi pencinta seni digital dan kajian budaya, buku ini menjadi bacaan wajib!. (cah)