BONDOWOSO, PETISI.CO – Pemkab Bondowoso, merealisasikan pencairan insentif untuk guru ngaji dengan nominal yang meningkat.
Peningkatan jumlah insentif ini juga merupakan wujud pemenuhan janji Bupati Bondowoso, Salwa Arifin pada saat masa kampanye dulu.
“Kalau dulu per orang dapat Rp 800 ribu, maka tahun ini mendapat Rp 1,5 juta,” kata Salwa, Rabu (16/10/2019).
Pemberian insentif ini diberikan secara bertahap, sebanyak 5.435 guru ngaji yang sudah terverifikasi di Bagian Kesra Pemkab Bondowoso.
“Pencairan tahap pertama sebanyak 3.333 guru ngaji. Sisanya belum bisa dicairkan karena kesalahan nama di administrasi. Oleh karena itu saya meminta kepada camat lurah dan Kepala Desa mengkordinir untuk melakukan perbaikan, bagi yang belum bisa dicairkan,” jelasnya.
Selain meningkatkan jumlah insentif tersebut, proses pencairan kali ini juga berbeda. Pemkab Bondowoso menggandeng dengan Bank Jatim sebagai tempat penerima insentif guru ngaji. Jadi para penerima insentif ini membuka rekening di Bank Jatim dan insentif tersebut ditransfer ke nomor rekening masing-masing penerima.
“Agar bisa diterima langsung tanpa adanya pungutan liar atau pungli,” kata orang nomor satu di Bondowoso itu.
Proses penganggarannya pun, lanjut Salwa, juga tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya insentif guru ngaji ini masuk dalam hibah bansos, maka tahun ini melekat di program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
“Sebab ada aturan bahwa hibah bansos itu tidak boleh diberikan berulang-ulang dan kepada orang yang sama. Maka insentif guru ngaji ini kita masukkan ke program Disdikbud, bukan hibah bansos,” terangnya.
Pemberian insentif, tambah Salwa, merupakan salah satu bentuk apresiasi Pemkab Bondowoso kepada para guru ngaji yang telah berjuang untuk membentuk generasi yang Qurani.
“Sebab sejatinya, membangun Bondowoso adalah membangun sumber daya manusia. Dan sumber daya manusia yang unggul adalah sumber daya yang Qurani,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Pemkab Bondowoso, Harimas mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Camat, Kesos Kecamatan, Bank Jatim dan Bagian Kesra. Harapannya, agar nama-nama yang tidak sama untuk segera dibuatkan surat keterangan Lurah atau Kades.
“Sebab, si A atau si B ini orang satu. Tapi dengan surat keterangan, kita akan bisa melayani nanti,” centusnya.
Disamping itu, ia menegaskan bahwa sekalipun terdapat permasalahan dalam administrasi tak akan berdampak terhadap pencairan insentif ribuan guru ngaji lainnya. Bahkan, dipastikan pihaknya siap untuk mencairkan insentif sebanyak 5.435 guru ngaji sebagaimana daftar hasil sosialisasi kemarin.
“Tapi karena menyangkut pertanggungjawaban masalah keuangan, jadi nama-nama itu harus benar-benar valid. Kita bantu,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada hari pertama ini, guru ngaji yang insentifnya cair, diantaranya desa wilayah Kecamatan Bondowoso, Maesan, Tenggarang, Wonosari, dan Prajekan.(tif)