Bupati Jember Apresiasi Sukarelawan dalam Membesarkan PMI

oleh -47 Dilihat
oleh
Bupati saat memberi sambutan

JEMBER, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten Jember menggelar upacara peringatan Hari Sukarelawan PMI ke 14 dan HUT PMI ke 74 se Jawa timur, untuk  memberikan apresiasi kepada sukarelawan PMI Jember, yang telah andil dalam membesarkan PMI Jember.

“PMI besar bukan karena gedung-gedungnya, bukan karena asetnya. PMI besar karena sukarelawannya,”  kata Bupati.

Pemerintah Kabupaten Jember telah mberikan apresiasi sejak tahun lalu yakni memberangkatkan umroh bagi relawan pendonor darah lebih dari 100 kali.

Apresiasi dalam bentuk lainnya bagi relawan pendonor yang bukan beragama Islam.

“Tahun lalu kami mengumrohkan dua orang,” ungkap bupati usai upacara peringatan Hari Relawan PMI ke-14 dan Hari PMI ke-74 di Alun-alun Jember, Sabtu (07/12/2019).

Bupati menyatakan, secara bertahap akan menuntaskan apresiasi dalam bentuk umroh ini.

Penghargaan juga diberikan kepada keluarga para relawan tersebut berupa beasiswa.

Tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Jember telah memberikan beasiswa kepada siswa tidak mampu di tingkat SD, SMP, dan SMA negeri maupun swasta sebanyak lebih 6.000 siswa.

Beasiswa juga diberikan untuk perguruan tinggi sebanyak 10.000 mahasiswa yang termasuk tidak mampu dan berprestasi.

Untuk prestasi, pemerintah memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang masuk dalam empat kategori. Yakni kategori prestasi akademik, olahraga, seni budaya, dan prestasi agama.

“Tahun 2020, untuk mengapresiasi mereka yang peduli kepada sesama, saya akan tambahkan dua kreteria untuk mereka yang berprestasi,” ungkap bupati.

Dua kriteria baru itu yakni prestasi pramuka dan kepemudaan. Selanjutnya yakni prestasi kesukarelawanan dan kepedulian dalam aksi-aksi kemanusiaan.

“Mereka akan mendapatkan hak yang sama dengan (peraih) prestasi-prestasi lainnya,” tandas orang nomor satu di Jember ini.

Kepada PMI, bupati berpesan agar mempedulikan nasib para relawannya. Untuk itu PMI harus mempunyai data para relawannya. Mulai dari yang pemula, yang masih akif, maupun yang sudah purna.

“Perhatikan mereka dengan keluarganya. Jangan sampai semasa mereka muda, semasa mereka hidup berjuang atas nama kemanusiaan, tetapi ketika mereka tidak berdaya atau telah tiada, keluarganya terbabaikan,” ulasnya.(eva)