Dari Milenial untuk Negeri, Pertanian Komunal Trawas Jadi Model Kemandirian Ekonomi Mojokerto

oleh -79 Dilihat
oleh
Launching Pertanian Komunal bersama Milenial

Mojokerto, petisi.co – Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus mendorong lahirnya inovasi dan regenerasi di sektor pertanian melalui kolaborasi lintas generasi. Salah satunya diwujudkan lewat kegiatan Launching Pertanian Komunal Bersama Milenial yang digelar di Kelompok Tani Mandiri Jaya Makmur, Dusun Kemloko, Desa Trawas, Kecamatan Trawas, pada Rabu (15/10) sore.

Acara peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, didampingi Wakil Bupati Mojokerto, M. Rizal Octavian, serta jajaran Forkopimca Trawas. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono, yang menyampaikan laporan kegiatan di hadapan para petani dan milenial pelaku pertanian komunal.

Dalam laporannya, Ludfi menjelaskan bahwa program pertanian komunal merupakan implementasi dari misi ketiga Catur Abhipraya Mubarok, yaitu membangun kemandirian ekonomi masyarakat berbasis koperasi, usaha mikro, dan BUMDesa. Program ini menjadi terobosan baru dalam menggabungkan pengalaman petani senior dengan semangat dan kreativitas generasi milenial.

“Melalui konsep pertanian komunal, Kabupaten Mojokerto berupaya menghadirkan model kolaboratif antara petani dan milenial. Sistem ini mendorong pengelolaan lahan secara kolektif, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus menjadi langkah nyata membangun pertanian Mojokerto yang maju, mandiri, dan berdaya saing,” terang Ludfi.

“Pendampingan pada tahun 2025 berfokus pada komoditas kambing perah kepada Kelompok Tani Mandiri Jaya Makmur, Dusun Kemloko, Desa Trawas, Kecamatan Trawas,” imbuhnya.

Program Pertanian Komunal Bersama Milenial tahun 2025 mencakup beberapa kegiatan, antara lain pelatihan manajemen usaha kambing perah, bantuan 33 ekor indukan kambing, 2 unit freezer, serta 1 unit mesin pengolahan kompos. Diharapkan, dukungan tersebut dapat meningkatkan produktivitas peternakan sekaligus menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Dalam sambutannya, Bupati Mojokerto Muhammad Albarra memberikan apresiasi kepada Kelompok Tani Mandiri Jaya Makmur yang dinilainya berhasil menjadi contoh nyata keberhasilan pertanian lintas generasi.

“Hasil dari pertanian ataupun peternakan Mandiri Jaya Makmur ini luar biasa. Rasio hasilnya 70-30, dan yang istimewa adalah adanya generasi penerus. Program ini sudah berjalan 10 tahun dan memiliki generasi muda yang siap meneruskan. Hal ini jarang dimiliki serta jarang dilakukan oleh kelompok tani lain di Kabupaten Mojokerto,” ujar Bupati Albarra.

Ia juga menilai keberhasilan kelompok ini tak lepas dari peran generasi muda yang siap meneruskan usaha pertanian dan peternakan dari para pendahulunya. Menurutnya, regenerasi petani merupakan hal penting untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto.

“Kami berharap dengan adanya pertanian komunal seperti ini, dapat menjadi bagian dari visi-misi kami yang menyangkut ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan menjaga luasan lahan. Mandiri Jaya Makmur bisa menjadi contoh yang dapat diteladani petani lainnya,” imbuhnya.

Bupati Albarra juga menyampaikan bahwa ke depan, perebutan sumber daya global bukan lagi soal minyak atau tambang, melainkan soal ketahanan pangan.

“Negara yang memiliki ketahanan pangan yang baik akan menjadi negara yang maju. Karena hasil tambang semuanya akan habis pada masanya nanti. Minyak, batu bara, dan nikel akan habis, maka yang dibutuhkan adalah ketahanan pangan,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Albarra juga memperkenalkan produk unggulan baru hasil inovasi pertanian Mojokerto, yakni Pisang Moca Anjasmara singkatan dari Mojokerto Cavendish Anjasmara.

Pisang ini memiliki cita rasa manis alami dengan bobot tandan mencapai 65 kilogram, serta telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 62/Kpts/PV.140/2/III/2025. Nama “Anjasmara” sendiri mencerminkan keindahan dan kelezatan pisang yang dibudidayakan di lereng Pegunungan Anjasmara, tepatnya di Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang.

“Jika setiap desa di Mojokerto memiliki satu produk unggulan seperti Pisang Moca Anjasmara, maka kita tidak hanya bicara pertanian, tetapi juga ekonomi kreatif berbasis hasil bumi. Para petani sejatinya adalah pengusaha tani yang mampu menghasilkan nilai ekonomi yang bisa menghidupi dirinya dan orang-orang di sekitarnya,” tutur Bupati.

Menutup sambutannya, Bupati Albarra mengajak seluruh pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh pertanian, hingga generasi muda untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi.

“Pembangunan pertanian komunal tidak mudah. Diperlukan teknologi, inovasi, dan kerja sama semua pihak. Kami percaya, dengan bantuan generasi milenial yang terus melakukan pembaruan teknologi serta membangun jaringan dengan dukungan pemerintah melalui perangkat daerah terkait, akan tercipta tim yang solid untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya.

Melalui semangat “Dari Milenial untuk Negeri,” pertanian komunal di Trawas kini menjadi simbol kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan, sekaligus inspirasi bagi lahirnya generasi petani muda yang tangguh, kreatif, dan siap membawa Kabupaten Mojokerto menuju kemandirian pangan dan ekonomi yang berkelanjutan. (ng)

No More Posts Available.

No more pages to load.